Menuju konten utama

Buwas Sebut Diversifikasi Pangan Kunci Antisipasi Potensi Krisis

Budi Waseso mengatakan Indonesia bisa mengantisipasi adanya kekhawatiran krisis tersebut dengan memperkuat produksi dan cadangan pangan.

Buwas Sebut Diversifikasi Pangan Kunci Antisipasi Potensi Krisis
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kanan) bersama Kepala Bulog Divre Jabar Benhur Ngkaimi (kiri) memeriksa ketersediaan beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pd.

tirto.id - Imbas adanya konflik global usai pecahnya perang Rusia-Ukraina, isu krisis pangan mulai mencuat. Meskipun terpaut oleh jarak, Indonesia sudah terimbas krisis pangan karena ada sebagian komoditas stoknya terpengaruh misalnya, gandum.

Namun, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap gandum tidak terlalu besar. Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan Indonesia bisa mengantisipasi adanya kekhawatiran krisis tersebut dengan memperkuat produksi dan cadangan pangan.

"Presiden ingatkan semua bahwa pengaruh global pangan ini harus diwaspadai ini tidak main-main dengan perang Rusia-Ukraina ini pangan terpengaruh. Selama 3 tahun kita tidak impor beras loh, tapi jangan terlena kita harus tetap menjaga ketahanan pangan kita dengan meningkatkann produksi dan cadangan beras," kata dia di Kendal Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022).

Saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog sudah mencapai 1 juta ton. Namun, untuk mengatisipasi adanya krisis lain, ia menjelaskan Indonesia memiliki kelebihan yaitu banyak varietas dan komoditas lain yang bisa mengganti beras dengan varietas lain. Sebut saja jagung, singkong sampai sagu.

"Kita jangan ketergantungan beras. Deversifikasi banyak misalnya, singkong, jagung, kentang, sagu ya. Kekuatan pangan kita harus dikelola untuk pangan secara menyeluruh jangan dihitung dari beras saja ya," jelas dia.

Ia mengatakan, meskipun terjadi gagal panen di beberapa kawasan misalnya di Kabupaten Merauke seharusnya untuk mengantisipasi stok menipis. Perlu ada diversifikasi pangan.

"Jadi kalau tadi ada gangguan panen beras kan kita ada penggantinya. Jangan lihat pangan satu sisi dari beras. Misalnya produksi pangan lokal Papua itu sagu maka kita kuatkan sagu produksinya," kata dia.

Ia menjelaskan, setiap kawasan memiliki jenis wilayah tanam dengan karakter yang berbeda-beda. Maka dari itu kekutan pangan Indonesia akan terjamin.

"Kita tidak perlu takut kekurangan pangan atau pangan impor disini peran kementerian perlu dioptimalkan. Termasuk Bulog sendiri," tandas dia.

Baca juga artikel terkait ANCAMAN KRISIS PANGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang