Menuju konten utama

Bursa Calon Panglima TNI: Profil dan Harta KSAU Fadjar Prasetyo

Nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo muncul sebagai salah satu kandidat Panglima TNI.

Bursa Calon Panglima TNI: Profil dan Harta KSAU Fadjar Prasetyo
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) bersiap mengikuti upacara pelantikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20-5-2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./POOL.

tirto.id -

Nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Fadjar Prasetyo muncul sebagai salah satu kandidat Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun beberapa bulan mendatang. Penyandang Brevet Kopaskhas itu memiliki pengalaman yang tak kalah mumpuni.

Fadjar Prasetyo lahir 55 tahun lalu di Jakarta pada 9 April 1966. Ia lulus dari Akademi Angkatan Udara tahun 1988 dengan pangkat letnan dua. Selanjutnya, ia mengikuti sekolah penerbang dan lulus tahun 1989.

Selepas lulus, Fadjar bertugas menjadi penerbang tempur pesawat A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Landasan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar sejak 1990-1995.

Selanjutnya, ia digeser ke Skuadron Udara 17 Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta untuk menjadi perwira penerbang menerbangkan pesawat VIP jenis B-737 dan F-28. Selanjutnya, karier Fadjar akan ada di sekitar Lanud ini.

Fadjar kemudian bertugas di berbagai kesatuan Angkatan Udara. Ia pernah menjadi instruktur penerbang di Skuadron Pendidikan 01 Landasan Udara Adi Sutjipto, Wakil Danyon III Resimen Chandradimuka Akmil.

Jejak Karier KSAU Fadjar Prasetyo

Fadjar Prasetyo kembali ditugaskan ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk menjadi Danflight A dan Kadisops Skadron Udara 17, dan Kepala Seksi Angkutan Lanud Halim Perdana Kusuma. Terakhir ia dipromosikan menjadi Komandan di Skuadron Udara 17.

Selanjutnya ia digeser menjadi Kepala Sub Dinas SAR/VAL di Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja Angkatan Udara sebelum ditunjuk menjadi atase udara di Malaysia.

Pada 2013, Fadjar yang telah berpangkat Kolonel Penerbang kembali ke Lanud Halim untuk menjadi Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma.

Fadjar bertugas memimpin pembinaan teknis sejumlah skuadron, antara lain skuadron udara 31 sebagai angkut berat, skuadron udara 2 sebagai angkut ringan, skuadron udara 17 sebagai angkut VIP dan VVIP serta Skadron Udara 45 VVIP.

Fadjar kembali digeser keluar dari Lanud Halim untuk menjadi Paban VI/Binprof di Sopsau, kemudian pada Agustus 2016 ia menduduki Direktur Pendidikan dan Latihan di Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara, menurut tni-au.mil.id.

Fadjar kemudian masuk ke dalam jajaran marsekal di Angkatan Udara dengan pangkat marsekal pertama. Pada Oktober 2016, ia pun kembali ke Halim untuk diangkat menjadi Komandan Landasan Udara Halim Perdanakusuma menggantikan Marsma TNI Sri Mulyo Handoko.

Jabatan itu diembannya selama dua tahun, Fadjar lantas diangkat menjadi Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II dengan pangkat marsekal muda Februari 2018. Di sini, Fadjar bertanggung jawab tas wilayah udara Indonesia bagian timur.

Tak sampai setahun, ia digeser menjadi Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I sampai 2019. Kali ini, Fadjar bertugas menjaga wilayah udara Indonesia bagian barat, meliputi seluruh Sumatra, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Fadjar dianggap sukses dalam posisi ini. Pada Oktober 2019, Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., mengapresiasi kinerjanya. Prestasi yang dicapai oleh Marsda TNI Fadjar Prasetyo yang disebutkan saat itu adalah kesuksesan dalam berbagai tugas operasi, di antaranya operasi Lintas Rajawali, Tangkal Rajawali, Kawal Rajawali, Sayap Rajawali, Lintas Udhaya, serta latihan Jalak Sakti, dimana semuanya terlaksana dengan predikat zero accident.

Fadjar juga disebut berhasil membawa Koopsau I membantu pemerintah dalam berbagai bidang sosial kemanusiaan. Seperti Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), menangani kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, penanggulangan bencana gempa bumi di Palu, serta evakuasi korban unjuk rasa di Wamena.

Program lain yang ikut ditanganinya adalah Pembinaan Potensi Dirgantara (Binpotdirga), melalui program karya bakti, baik dalam bentuk bedah rumah, renovasi tempat ibadah, operasi mata katarak, pengobatan gratis, serta pemberian paket sembako bagi masyarakat yang membutuhkan di berbagai daerah yang menjadi wewenangnya.

Pada 2019, Presiden Joko Widodo meneken Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Petahanan (Kogabwilhan) dan Peningkatan Status 23 Komando Resort Militer dari Tipe B Menjadi Tipe A. Kogabwilhan berperan mengintegrasikan berbagai pangkalan TNI dari tiga matra di seluruh Indonesia.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun mengangkat Fadjar menjadi Panglima Kogabwilhan wilayah 2. Fadjar bertanggung jawab atas wilayah darat, laut, dan udara Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.

Akhirnya, Fadjar mencapai puncak karirnya di TNI AU pada Mei 2020 kala Presiden Joko Widodo mengangkat Fadjar menjadi Kepala Staf Angkatan Udara melalui Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2020. Selain itu, Jokowi juga mengangkat Fadjar menjadi perwira tinggi Angkatan Udara dengan pangkat marsekal dengan Keputusan Presiden Nomor 35 tahun 2020.

Harta Kekayaan Fadjar Prasetyo

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dihimpun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Fadjar Prasetyo memiliki total kekayaan mencapai Rp12.173.843.169.

Lebih rinci, Fadjar dilaporkan memiliki 9 tanah dan bangunan dengan total nilai Rp8.767.500.000. Fadjar memiliki tanah dan bangunan seluas 219m²/200m² di Jakarta Timur senilai Rp3,5 miliar serta tanah dan bangunan di Jakarta Selatan hasil warisan seluas 418 m²/193 m² senilai Rp4,8 miliar, sementara 7 properti lainnya tersebar di Cianjur.

Fadjar pun dilaporkan memiliki sejumlah kendaraan mewah, antara lain mobil Toyota Alphard X 2.4 tahun 2014 senilai Rp210 juta dan mobil Toyota New Camry tahun 2014 juga senilai Rp210 juta.

Menurut LHKPN, Fadjar memiliki kas atau setara kas senilai Rp2.932.343.169 serta harta bergerak lainnya senilai Rp139 juta.

Baca juga artikel terkait CALON PANGLIMA TNI atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Politik
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri