Menuju konten utama

Bupati Tangerang Janji Bangun Desa yang Rusak karena Abrasi

Abrasi di desa Marga Mulya sudah mencapai 1 kilometer ke pemukiman warga.

Bupati Tangerang Janji Bangun Desa yang Rusak karena Abrasi
Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar membuka gelaran Internasional Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) Forum 2022 di Atria Hotel, Tangerang, Rabu (26/10/2022). tirto.id/Riyan Setiawan

tirto.id - Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar berjanji akan membangun Desa Marga Mulya Kabupaten Tangerang, Banten yang rusak karena abrasi. Sebab, di desa tersebut abrasi sudah mencapai 1 kilometer ke pemukiman warga.

Konsep pembangunannya, kata Zaki, merujuk Desa Ketapang yang kini telah tertata dengan menanam mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi melalui program Gerakan Pengembangan Masyarakat Pesisir (Gerbang Mapan).

Kini, di desa tersebut telah dibangun Ketapang Urban Aquaculture yang ditanami mangrove, pemeliharaan udang, hingga kampung nelayan.

Hal tersebut dikatakan Zaki saat berpidato di acara gelaran Partnerships in Environmental Management for The Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Governments (PNLG) Meeting Summit 2022. Acara ini memfasilitasi pertemuan delegasi 53 pemerintah daerah dari 11 negara.

"Program nanti disesuaikan dengan kebutuhan desa tersebut, tidak semua [Pembangunan seperti] di Ketapang di bangun di sana. Seperti di Marga Mulya itu titik abrasi hampir 1 kilometer, betapa rusaknya," kata Zaki di Ketapang Urban Aquaculture, Kabupaten Tanggerang, Jumat (28/10/2022).

Ketua DPD Jakarta Partai Golkar itu menuturkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggerang akan menangani permasalahan abrasinya terlebih dahulu. Setelah itu, baru melakukan penataan pemukimannya.

Nantinya setelah dibangun, Zaki menjamin, Desa Marga Mulya dapat memiliki pemasukan tidak hanya dari melaut saja, tetapi juga sektor pariwisata.

"Pelaksanaan [Pembangunan Desa] ini sama seperti Desa Ketapang, 3 sampai 5 tahun ke depan, tergantung kondisi desanya masing-masing," ucapnya.

Dirinya menjelaskan pembangunan Desa Ketapang yang sebelumnya pemukiman kumuh menjadi Urban Aquaculture memakan biaya sebesar Rp44 miliar yang dikerjakan 3-4 tahun.

Sementara itu penanaman pohon mangrove sebagai pencegahan abrasi di Desa Ketapang sudah dimulai sejak tahun 2014.

"Ini tumbuh kembang sangat luar biasa perkembangannya. Di mana mangrove ini menjadi ikon baru untuk pembangunan pesisir pantai," pungkasnya.

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Tangerang, saat ini abrasi yang terjadi di pesisir Tangerang, Banten sudah mencapai 579 hektar.

Fenomena alam tersebut semakin banyak berdampak kepada nelayan, sehingga mereka sulit mencari ikan. Selain itu, juga merusak ekosistem di pesisir Utara Tangerang.

Baca juga artikel terkait ABRASI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri