Menuju konten utama

Bupati Sikka Sebut Drainase Buruk Jadi Faktor Tingginya Kasus DBD

Total ada 21 kecamatan di Kabupaten Sikka dan seluruhnya menurut Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo sudah terkena kasus DBD.

Bupati Sikka Sebut Drainase Buruk Jadi Faktor Tingginya Kasus DBD
Seorang pasien anak bersama orangtuanya berada diluar kamar saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (14/2/2020). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.

tirto.id - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengakui bahwa tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya salah satunya disebabkan buruknya drainase yang mengakibatkan banyaknya genangan air.

"Jadi salah satu penyebab tingginya demam berdarah di kabupaten ini adalah drainase yang buruk," kata Roberto kepada wartawan saat ditemui di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Rabu (11/3/2020) dilansir dari Antara.

Menurutnya saat ini ada kurang lebih sembilan genangan air di Kabupaten Sikka akibat buruknya drainase yang kemudian menjadi sarang nyamuk. Imbasnya kasus DBD di Kabupaten Sikka semakin meningkat, bahkan menyerang ke seluruh kecamatan yang ada Kabupaten Sikka.

Total ada 21 kecamatan di Kabupaten Sikka dan seluruhnya menurut Roberto sudah terkena kasus DBD. Dari 21 kecamatan itu terdapat tiga kecamatan yang menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD yakni Kecamatan Magapanda 172 kasus, Kecamatan Nita 149 kasus dan Kecamatan Alok 134 kasus.

Hingga saat ini jumlah kasus DBD yang ada di Kabupaten Sikka sudah mencapai 1.216 kasus dengan korban yang meninggal mencapai 14 orang.

Lebih lanjut Roberto mengatakan untuk memperbaiki infrastruktur drainase di daerahnya, ia akan mengeser anggaran untuk memperbaiki dan membangun drainase yang lebih baik lagi.

"Tahun ini beberapa anggaran akan kita geser yang kami rasa kurang bermanfaat, sebab tahun ini kami lebih fokus pada masalah kesehatan dan lingkungan," ucapnya.

Ia juga mengatakan selain masalah drainase, kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD di kabupaten itu. Disamping itu juga masalah seperti perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor.

"Tingkat kesadaran kita semua untuk menjaga kebersihan masih kurang. Yaa kita semua salah, pemerintah dan masyarakat, " tuturnya.

Oleh karena itu kata dia, kasus meningkatnya DBD itu menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Sikka untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar menjadi bersih.

Baca juga artikel terkait KASUS DEMAM BERDARAH

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto