Menuju konten utama

Bunga Kredit Kendaraan Siap-Siap Naik

Tingginya kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate 2018 jadi pertimbangan bank dan leasing menaikkan bunga kredit kendaraan.

Bunga Kredit Kendaraan Siap-Siap Naik
Ilustrasi Menghitung duit. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Adit, tenaga pemasar salah satu dealer mobil di Jakarta Barat sempat bercerita soal kesibukannya menjelang puasa dan lebaran. Pria berusia 36 tahun yang berdomisili di Sunter ini lagi senang bukan kepalang, penjualannya moncer. Penjualan mobil di dealer tempatnya bekerja melonjak 60 persen jelang puasa, dari rata-rata penjualan 100 unit per bulan.

"Jelang Ramadan seperti sekarang ini, permintaan mobil selalu menunjukkan kenaikan. Biasanya terus berlangsung sampai jelang Lebaran," kata Adit kepada Tirto.

Apa yang dialami Adit memang fenomena tahunan jelang puasa dan lebaran, yang sejalan dengan hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) terbaru. Kredit perbankan pada kuartal II-2019 akan mengalami pertumbuhan yang didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi.

“Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan II-2019 adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/ apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor,” tulis BI pada Survei Perbankan.

Kenaikan kredit itu diperkirakan terjadi saat terjadi kenaikan suku bunga. Dalam surveinya tersebut, BI juga memperkirakan adanya peningkatan suku bunga kredit dan simpanan pada kuartal II-2019. Kenaikan suku bunga kredit sebagai akibat dari kenaikan suku bunga simpanan.

Kenaikan suku bunga kredit terutama pada kredit konsumsi dan kredit modal kerja naik masing-masing 0,06 persen dan 0,01 persen menjadi 12,91 persen dan 11,38 persen. Untuk kredit konsumsi, kenaikan suku bunga terjadi pada kredit kendaraan bermotor (KKB) dan juga kartu kredit.

Salah satu bank yang berencana menaikkan tingkat suku bunga kredit konsumsi adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Bank yang melantai di lantai bursa saham dengan kode emiten BBRI ini berencana menaikkan suku bunga KKB.

“Tapi penerapan kenaikan ini sangat selektif, jadi tidak diterapkan pada seluruh kredit KKB,” jelas Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI kepada Tirto.

Menurut Haru, BRI akan melihat target pasar yang dibiayai untuk produk KKB tersebut. Misalnya saja jenis kendaraan roda empat yang dibeli serta penyesuaian tingkat lending rate atau suku bunga pinjaman yang dilakukan oleh bank lain atau bank mitra (peers),

Saat ini, suku bunga dasar kredit (SBDK) BRI untuk kredit konsumsi non KPR adalah sebesar 12,5 persen. Rencana kenaikan suku bunga kredit konsumsi termasuk KKB di dalamnya, didasarkan pada kenaikan BI 7Day Repo Rate yang signifikan pada 2018.

PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mengakui adanya rencana kenaikan suku bunga KKB. Kenaikan terjadi karena adanya penyesuaian suku bunga pinjaman dan kenaikan BI Rate tahun lalu.

“Kami optimis pertumbuhan KKB masih akan tetap bergairah meski harus diakui pertumbuhan KKB untuk jenis kendaraan roda dua cukup berat. Momentum Lebaran tentunya semua yang merayakan akan melakukan spending, otomatis secara volume pasti terjadi peningkatan," jelas Santoso Liem, Direktur BCA kepada Tirto.

Bank yang masih pikir-pikir untuk menaikkan bunga KKB adalah PT Bank CIMB Niaga. Menurut Lani Darmawan, Direktur Consumer CIMB Niaga, jika terjadi kenaikan bunga acuan maupun biaya dana, maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit.

“Kami mengusahakan suku bunga untuk KKB tetap stabil, tapi jika terjadi kenaikan bunga acuan maupun cost of fund, maka tidak menutup kemungkinan terjadi kenaikan,” jelas Lani kepada Tirto.

Infografik Kenaikan Bunga Kredit

undefined

Setali tiga uang dengan perbankan, perusahaan leasing alias jasa pembiayaan kendaraan bermotor juga tengah ancang-ancang menaikkan suku bunga kredit. BCA Finance misalnya, akan menaikkan suku bunga KKB jika perbankan mengerek suku bunganya.

Meski demikian, kenaikan bunga KKB tersebut diharapkan tidak sekaligus besar dan dilakukan secara bertahap. “Jadi tidak terlalu banyak memengaruhi penjualan kendaraan,” harap Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance kepada Tirto.

Sebabnya, penjualan kendaraan bermotor selama Ramadan memang mampu mengerek pertumbuhan. Secara historis, kata Roni, selama bulan puasa, penjualan kendaraan bermotor bisa naik sekitar 10 persen dibanding bulan-bulan biasanya.

Momentum Lebaran sepertinya memang menjadi salah satu tumpuan perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor untuk meningkatkan penjualan. Di tengah bayang-bayang kenaikan suku bunga KKB, sebagian perusahaan leasing memilih untuk menahan tingkat suku bunga kredit di level yang saat ini berlaku.

Adira Finance, Mandiri Tunas Finance, dan juga Indomobil Finance Indonesia, kompak memberikan jawaban tidak akan menaikkan bunga KKB setidaknya selama triwulan II ini. Alasannya, tentu saja demi mendapatkan momentum penjualan maksimal di Bulan Ramadan sekaligus liburan sekolah yang terjadi sepanjang Mei dan Juni 2019 ini.

Hafid Hadeli, Direktur Utama Adira Dinamika Multi Finance mengaku belum memiliki rencana untuk menaikkan suku bunga KKB di tengah suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate yang saat ini stabil di posisi 6 persen. Menurut Hafid, kenaikan ataupun penurunan suku bunga kredit, turut dipengaruhi oleh persaingan pasar selain besarnya biaya dana yang dipengaruhi pergerakan Bi 7-Day Repo Rate.

Dengan menahan tingkat bunga KKB di level saat ini, diharapkan penjualan KKB Adira Dinamika Multi Finance dapat terdongkrak sampai dengan 10 persen. “Pertumbuhan KKB menjelang Idul Fitri secara historis dari tahun ke tahun bisa lebih tinggi 10-15 persen dibanding bulan lainnya. Jadi kami belum berencana menaikkan bunga,” jelas Hafid kepada Tirto.

Mandiri Tunas Finance pun memilih untuk mempertahankan bunga KKB di level yang saat ini berlaku. Menurut Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Sales & Marketing MTF, dengan tingkat suku bunga acuan yang saat ini stabil dan juga tingkat risiko perusahaan pembiayaan yang berada di level aman, maka perseroan belum akan menaikkan bunga KKB.

Momentum Ramadan ini akan dimanfaatkan MTF untuk mengerek pertumbuhan penjualan antara 5-10 persen. “Saat ini masih ada kekhawatiran terkait perhitungan pemilihan Presiden. Jadi kami perkirakan kenaikan penjualan maksimum 10 persen saja sepanjang kuartal II/2019 ini,” sebut Harjanto kepada Tirto.

Target itu lebih rendah dibanding kenaikan penjualan KKB MFT pada Ramadan sebelumnya. Biasanya, kata Harjanto, saat momentum Ramadan, MTF mampu meningkatkan penjualan KKB antara 15-20 persen. Alasan lain berkurangnya target penjualan saat momen Ramadan kali ini adalah karena tingkat daya beli masyarakat yang masih belum pulih.

“Pasar mobil baru khususnya passenger car saat ini cenderung turun. Jadi target kami memang terkoreksi sedikit,” jelas Harjanto.

Sedikit berbeda, Mandiri Utama Finance justru akan menurunkan bunga KKB dalam rangka menyambut Ramadan 2019. Suku bunga yang lebih rendah itu diberikan khusus kepada nasabah Bank Mandiri. Menurut Zakaria Halim, Sekretaris Perusahaan MUF, penurunan suku bunga KKB dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan kredit saat Ramadan dan liburan anak sekolah terjadi dalam waktu yang berdekatan.

“Saat ini kondisi pasar dan risiko nasabah membaik, maka kami akan menjaga dan bahkan menurunkan suku bunga kredit untuk menjaga momentum pertumbuhan,” jelas Zakaria kepada Tirto.

Naik atau ditahannya suku bunga KKB memang bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Momentum Ramadan yang berdekatan dengan libur anak sekolah, diharapkan menggairahkan penjualan kendaraan bermotor yang selalu menunjukkan tren kenaikan setiap tahun. Meski begitu, menjaga rasio kredit dan pembiayaan bermasalah juga menjadi hal yang penting bagi perusahaan di tengah euphoria naiknya tingkat konsumsi masyarakat saat Ramadan.

Baca juga artikel terkait MOBIL atau tulisan lainnya dari Dea Chadiza Syafina

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti