Menuju konten utama

Bulog Pesimistis Cadangan Beras 1 Juta Ton Tercapai Akhir Tahun

Budi Waseso pesimis, target pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) sampai dengan akhir tahun tercapai.

Bulog Pesimistis Cadangan Beras 1 Juta Ton Tercapai Akhir Tahun
Kepala Bulog Budi Waseso menyampaikan keterangan usai rapat tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/1/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso pesimis, target pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) sampai dengan akhir tahun tercapai. Seperti diketahui, dalam rapat koordinasi terbatas (rakoortas), pemerintah sendiri menargetkan kepada Bulog agar memiliki CBP sebanyak 1 juta ton.

"Berarti targetnya Bulog itu yang satu juta tidak tercapai untuk CBP. Karena ini perintah dari negara kita harus punya satu juta dan kita sudah upayakan," kata pria yang akrab disapa Buwas dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Sampai dengan 6 Desember kemarin, CBP ada di gudang Bulog hanya tersisa sebanyak 295.337 ton. Sementara untuk komersil berada di 198.000 ton. Serta ada tambahan sekitar 166.000 ton dari nilai kontrak beberapa pengusaha yang sudah bekerja sama dengan Bulog.

"Sampai hari ini dengan kontrak kita tadi sampai Desember dengan para penggilingan yang tadi sebagian besar ada datanya sama persis 1.000 persen sama itu hanya 166.000 ton yang kita dapat. Mungkin akhir ini dapat mungkin tambahannya sedikit," katanya.

Dengan kondisi stok ada, maka dipastikan CBP sebanyak 1 juta ton tidak akan tercapai sampai dengan akhir tahun. Pun jika dipaksakan meminta kepada para penggiling untuk menyetorkan beras kepada Bulog justru akan menjadi masalah baru.

"Perkiraan hanya ada 250.000 ton sampai 300.000 ton sampai akhir tahun, maka ini sudah pasti tidak akan dapat tercapai," imbuhnya.

Oleh karenanya, dia menyampaikan bahwa komitmen Bulog saat ini bukan persoalan impor atau tidak impor, tetapi lebih kepada untuk kecukupan kebutuhan masyarakat Indonesia. "Seperti lainnya kalau kedelai kurang kita impor," imbuhnya.

Karena persoalannya, kata Buwas jika memang ternyata kurang tidak bisa juga dipaksakan harus ambil dari dalam negeri dengan anomali cuaca dan kondisi ada saat ini. Karena menurut laporan diterima di Lampung, Jawa Timur, Sulawesi dan beberapa wilayah terjadi gagal panen.

"Ini juga mengurangi daripada produksi itu sendiri jadi memang banyak hal yang mempengaruhi daripada permasalahan beras," katanya.

Impor Tak Atasi Masalah?

Walaupun demikian, Buwas menyadari sekalipun melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton tidak juga akan menyelesaikan masalah. Terlebih waktu ada sekarang semakin sempit dan tidak akan bisa terserap sekaligus.

"Katakanlah bisa 100.000 atau 200.000 ton. Seandainya ini juga tidak mencapai target. Berarti kalau tambahannya 200 ribu akhir tahun kita hanya punya stok 500 ribu ton," katanya.

Sementara, Bulog masih harus melakukan intervensi pasar pada Januari-Februari 2023, sekurangnya mengeluarkan sebanyak 300.000 ton beras.

"Jadi punya 500.000 itu dikurangi 300.000 jadi kembali lagi 200.000 lagi ini menjadi prediksi kami," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS NASIONAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang