Menuju konten utama

Bulan Muharram: Dalil, Keutamaan, Kemuliaan, & Daftar Ibadah Sunnah

Makna dan keutamaan bulan Muharam yang tahun ini dimulai pada tanggal 10 Agustus 2021.

Bulan Muharram: Dalil, Keutamaan, Kemuliaan, & Daftar Ibadah Sunnah
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Muharam adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam kalender hijriah, ada empat bulan yang termasuk bulan-bulan dimuliakan (al asyhurul hurum) yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Saat memasuki bulan haram tersebut maka dilarang berperang dan melakukan kedzaliman.

"Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (Surah At Taubah: 36)

Melansir laman NU, ulama Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah telah memberi pengkhususan empat bulan haram dari 12 bulan yang telah ada. Allah menjadiannya mulia dan istimewa. Bahkan, perbuatan dosa dan perbuatan baik akan dilipatgandakan balasannya.

Keutamaan bulan Muharam juga disebutkan Nabi Muhammad melalui sabdanya. Sebuah hadits dari Abu Bakrah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad berkata,

“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, sebaik-sebaik waktu untuk berpuasa di luar bulan Ramadan adalah di bulan Muharam. Hal ini ditegaskan Nabi Muhammad melalui hadits yang diceritakan dari Abu Hurairah:

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Para ulama bahkan menyataan bulan lain yang mulia setelah Ramadan adalah Muharam. Ulama Hasan Al Bashri dalam kitab Lathaiful Ma'arif mengatakan, dulunya Muharam disebut Syahrullah Al Asham (bulan yang sunyi) karena begitu mulianya bulan ini. Sebab, saat Muharam tidak boleh ada peperanga dan konflik sama sekali.

Makna keutamaan Muharam

Dengan berbagai keutamaan yang dimiliki bulan Muharam maka setiap umat Islam harus memanfaatkannya dengan baik. Bulan tersebut dapat dijadikan jalan untuk mendulang pahala kebaikan melalui perbuatan yang bernilai shalih. Setiap amal shalih akan dilipatgandakan ganjarannya, begitu pula jika melakukan kemaksiatan.

Amalan yang bisa dikerjakan adalah memperbanyak puasa di bulan Muharam. Secara khusus, ada amalan yang ada di bulan ini yaitu puasa hari Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharam. Keutamaan melaksanakan puasa Asyura akan diampuni dosa setahun lalu, seperti diterangkan Nabi Muhammad dalam sebuah hadits:

"Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).

Meski puasa Asyura dilaksanakan 10 Muharam, tapi Nabi Muhammad juga menyunnahkan untuk melakukan puasa Tasu'a pada 9 Muharam. Puasa ini dikerjakan untuk menyelisihi Yahudi yang juga mengagungkan tanggal tersebut. Namun, dalam praktiknya puasa Asyura bisa dikerjakan pada 10 Muharam saja, atau 9-10 Muharam.

Dilansir laman PAY Aisyiyah, selain puasa Asyuro dapat pula melakukan puasa sunnah lain yang mengiringi seperti puasa senin-kamis atau puasa ayyamul bidh. Amalan sunnah lainnya juga bisa dilakukan seperti shalat dhuha, shalat rawatib, shalat tahajud, sedekah, dan sebagai yang bisa digunakan sebagai jalan memperoleh keutamaan kebaikan di bulan Muharam.

Baca juga artikel terkait MUHARAM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani