Menuju konten utama

Bukti Komitmen Grab Indonesia dalam Mendukung UMKM di Indonesia

UMKM diperkirakan bisa membantu menaikkan PDB Indonesia menjadi Rp2.432 triliun pada 2024, jika seluruh pelakunya sudah akrab dengan sistem digital.

Bukti Komitmen Grab Indonesia dalam Mendukung UMKM di Indonesia
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi (kiri), Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si (tengah) dan Director of East Indonesia, Grab Indonesia, Halim Wijaya (kanan). FOTO/Grab Indonesia

tirto.id - Kisah-kisah miris selalu datang dari pelaku usaha kecil, mikro, ultra mikro yang tak lagi mampu bertahan menghadapi tantangan selama masa pandemi. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebut ada sekitar 30 juta pengusaha harus gulung tikar karena masa berat ini. Padahal banyak ekonomi daerah justru bisa semarak karena kehadiran usaha kecil ini.

Misalnya di Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut data Badan Pusat Statistik Banyuwangi, ada 1.298 toko kelontong dan 637 kedai makanan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti itulah yang kena dampak pandemi paling keras dan amat butuh bantuan.

Pemerintah memang sudah merancang program bantuan sosial kepada para pelaku usaha, terutama yang berskala ultra mikro (pendapatan per tahun sekitar Rp50.000.000), agar mereka bisa bertahan hidup.

Namun, untuk memperoleh bantuan langsung tersebut ada persyaratan administrasi dan sistem yang cukup rumit untuk dijalani para pedagang kecil di daerah. Penyebab utama adalah belum meratanya tingkat literasi ekonomi digital bagi pelaku usaha kecil dan menengah di berbagai daerah. Banyak pedagang yang bahkan tidak memiliki akun di bank, tidak melakukan transaksi secara online, dan tidak akrab dengan sistem jual-beli daring.

Masalah tidak berhenti di sana. Ketersediaan infrastruktur untuk berdagang secara daring juga merupakan tantangan tersendiri bagi para pelaku UMKM di daerah. Infrastruktur yang dimaksud, misal, mulai dari tower sinyal hingga kepemilikan ponsel.

Marwan Jafar, Menteri Desa, Transmigrasi, dan Pembangunan Daerah Tertinggal periode 2014-2017 yang kini aktif sebagai anggota komisi VI DPR menyatakan bahwa saat ini negara betul-betul memerlukan para penggerak dari kalangan swasta, yang berani bertanggung jawab dan berkomitmen dalam memajukan UMKM dan mampu membimbing mereka dalam digitalisasi ekonomi.

Ia menegaskan perlu ada proses pendampingan intensif terhadap para pelaku usaha untuk memastikan mereka bisa mengembangkan bisnis secara digital. Menurut Marwan, mustahil bila hanya pemerintah yang campur tangan dalam menggerakkan UMKM di seluruh negeri ini.

Satu hal yang perlu diingat, UMKM adalah sektor bisnis yang diperkirakan bisa membantu menaikkan Produk Domestik Bruto Indonesia menjadi Rp2.432 triliun pada 2024, dengan catatan seluruh pelakunya sudah akrab dengan sistem digital. Sebab itulah keberlangsungannya layak untuk diperjuangkan.­­

Kolaborasi dengan Pemerintah Banyuwangi

Grab, perusahaan ride hailing terkemuka di Asia Tenggara yang aplikasinya sudah diunduh lebih dari 205 juta kali, tanggap dengan situasi yang menantang ini. Dengan gesitnya, mereka turun tangan membantu memajukan UMKM di berbagai daerah di Indonesia. Pada akhir November lalu, aksi turun tangan tersebut dimulai dari Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Azwar Anas berkata bahwa ada sekitar 1.298 toko kelontong dan 637 kedai makanan di wilayahnya. Grab Indonesia berfokus untuk membina para pelaku usaha dalam dua sektor di atas melalui dua program kerjasama.

Header Advertorial Grab 7

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si (kanan), Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi (tengah) dan Director of East Indonesia, Grab Indonesia, Halim Wijaya (kiri). FOTO/Grab Indonesia

Program kerjasama pertama adalah dukungan untuk UMKM dalam bentuk pembinaan generasi muda, penguatan UMKM, dan penggunaan layanan Grab pada portal bela pengadaan (Sustainable Economy Co-Creation). Di sini, Grab bekerjasama dengan pemerintah Banyuwangi untuk melakukan berbagai pelatihan agar para pelaku UMKM semakin familiar dengan platform digital. Selain itu, para pelaku usaha juga akan dibekali ilmu yang dapat memotivasi mereka untuk mengembangkan atau mengeksplorasi usahanya.

Program kedua adalah dukungan untuk pariwisata. Dalam program ini, Grab Indonesia akan memberi dukungan pada sektor pariwisata Banyuwangi dengan mengintegrasikan layanan transportasi dan e-ticketing dari berbagai destinasi wisata di Banyuwangi dalam aplikasi Grab.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini dapat mempercepat pemulihan ekonomi di Banyuwangi yang juga sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk meningkatkan perekonomian dan kualitas SDM,” tutur Anas dalam acara peresmian kerjasama, Jumat (27/11) lalu.

Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menyatakan bahwa kerjasama ini dilakukan lantaran Grab Indonesia percaya bahwa setiap orang berpotensi ‘melek literasi digital’ dan hal itu salah satunya akan dibuktikan lewat komitmen Grab Indonesia dalam kerjasama dengan pemerintah Banyuwangi.

“Di Banyuwangi, Grab juga telah menyediakan solusi 3G: GrabAssistant, GrabMart, dan GrabKios yang membantu mitra pengantaran, UMKM, dan pelanggan untuk bersama-sama beradaptasi di tengah pandemi ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat memberikan dampak positif secara berkelanjutan baik bagi mitra dan pengguna layanan kami, maupun masyarakat secara luas melalui teknologi yang dapat terus mendukung ekonomi digital. Mari bersama #TerusUsaha,” kata Neneng.

Kerjasama tersebut akan semakin maksimal dengan tersedianya layanan Grab Protect yang bertujuan memberi rasa aman kepada pengguna layanan Grab saat bermobilisasi. Grab Protect pertama kali diluncurkan pada April 2020 dan sampai hari ini telah diterapkan di puluhan kota di Indonesia

Dalam Grab Protect, pengguna aplikasi bisa memanfaatkan fitur seperti fitur deklarasi kesehatan dan kebersihan online di mana pengemudi Grab dan penumpang dipastikan bahwa mereka tidak sedang mengalami gejala terpapar virus COVID-19 dan terbukti sudah melakukan protokol kesehatan.

Lalu ada fitur mask selfie di mana mitra pengemudi dan pengantaran diminta untuk berswafoto dengan menggunakan masker setelah melengkapi formulir dalam fitur deklarasi.

Selain itu, setiap kendaraan dilengkapi partisi plastik guna meminimalisir kontak antara pengemudi dan penumpang. Grab Indonesia juga akan mendistribusikan COVID kit (hand sanitizer, disinfektan kendaraan, masker wajah) untuk setiap mitra pengemudi. Para pengemudi juga bisa rutin membersihkan kendaraan dengan disinfektan karena Grab Indonesia juga menyediakan pasko sanitasi di Banyuwangi.

Bila ada salah satu pihak yang tidak memenuhi protokol kesehatan di atas, maka perjalanan berhak dibatalkan. Pihak yang membatalkan perjalanan bisa memilih opsi “pengemudi/penumpang tidak memakai masker” yang tertera dalam aplikasi.

Dengan semua fitur dan fasilitas itu, tak ada lagi alasan untuk tidak merasakan berbagai kemudahan lewat aplikasi Grab, bukan?

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis