Menuju konten utama
Flash News

BRIN Batalkan Rencana Renovasi Ruang Kerja Megawati

Kepala BRIN mengklarifikasi sejak awal tidak ada rencana mengubah ruangan Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri.

BRIN Batalkan Rencana Renovasi Ruang Kerja Megawati
Presiden Joko Widodo (kiri) memberi ucapan selamat kepada Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) usai dilantik menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10/2021). ANTARA FOTO/Setpres Lukas/hma/rwa.

tirto.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membatalkan rencana renovasi ruang kerja para dewan pengarahnya. Semula, BRIN ingin melakukan rencana renovasi ruang kerja mereka di Kantor BRIN Pusat, Gedung B.J. Habibie Lantai 2, Jakarta Pusat, termasuk tempat tidur Ketua Dewan Pengarah Megawati Soekarnoputri yang totalnya mencapai sekitar Rp6,1 miliar.

“Renovasi kami batalkan,” ungkap Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, sebagaimana dilansir dari siaran pers BRIN yang diperoleh Tirto pada Senin (18/7/2022) sore.

Ia mengaku ada hal yang terlewat tidak diketahui secara mendetail, yaitu tentang renovasi ruang Ketua Dewan Pengarah. Handoko menuturkan bahwa renovasi itu tadinya bertujuan mengubah ruangan yang ada sebelumnya menjadi ruang rapat dan ruang kerja, di mana ruang kerja Megawati sejak awal tidak termasuk dalam rencana renovasi.

“Sejak awal tidak ada rencana mengubah ruangan Ketua Dewan Pengarah BRIN. Kebutuhan renovasi hanya untuk wakil, sekretaris, dan anggota dewan pengarah,” tegas dia.

Menurut Handoko, penataan ulang atau revitalisasi fungsi ruangan tetap perlu dilakukan, namun harus diputuskan berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satunya, perubahan fungsi yang ada saat ini seperti lounge, ruang makan, dan ruang audio (mirip fungsi ruang karaoke) di lantai 2 menjadi ruang rapat besar.

Dia juga menyebutkan bahwa sebelumnya lantai 2 gedung tersebut digunakan oleh 1 orang yaitu Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT).

“Sejak awal, Ketua Dewan Pengarah BRIN mengimbau untuk mengurangi hampir 40 persen luasan ruang kerja eks Kepala BPPT tersebut, yang sangat besar itu, untuk dijadikan ruang kerja dewan pengarah lainnya,” tambah Handoko.

Dia mengeklaim, efektivitas koordinasi dan komunikasi di antara dewan pengarah BRIN adalah alasan utama mereka melakukan penataan ulang fungsi ruangan di lantai 2. Dia menuturkan, sementara ini sebagian dewan pengarah bekerja di lantai 23 bahkan sebagian lagi belum memiliki ruangan.

Pertimbangan lain, lanjut Handoko, usia beberapa anggota dewan pengarah sudah cukup sepuh. “Sebut saja Prof. Emil Salim dan Prof. Bambang Kesowo, yang selama ini bekerja di lantai yang sangat tinggi. Untuk itu, ruangan seyogianya dijadikan satu demi efektivitas koordinasi dan komunikasi,” kata dia.

“Selain itu, ruangan yang dulunya kebesaran, mewah, berlebihan, akan diubah dan difungsikan menjadi jauh lebih optimal,” imbuh Handoko.

Dia juga menekankan bahwa ke depannya penataan harus selalu mengedepankan pada fungsionalitas dan efisiensi anggaran.

“Ruangan yang ada di lantai 2 nantinya adalah ruang rapat besar dan kecil, ruang kerja dewan pengarah [2 wakil ketua, sekretaris, 6 anggota dewan pengarah BRIN. Ruang kerja ketua dewan pengarah tidak ikut diubah sama sekali, seperti rencana semula,” tutup Handoko.

Baca juga artikel terkait DEWAN PENGARAH BRIN atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri