Menuju konten utama

BPS: Kenaikan Harga Bahan Pangan Jadi Pemicu Utama Inflasi 2018

Kenaikan harga bahan makanan memberikan kontribusi terbesar terhadap laju inflasi pada tahun 2018.

BPS: Kenaikan Harga Bahan Pangan Jadi Pemicu Utama Inflasi 2018
logo BPS. FOTO/bps.go.id

tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan harga bahan pangan memberikan kontribusi terbesar untuk laju inflasi selama tahun 2018.

Laju inflasi pada tahun 2018 tercatat mencapai 3,13 persen. Angka tersebut masih lebih baik dari laju inflasi pada 2017, yakni 3,61 persen.

Suhariyanto mencatat kontribusi kenaikan harga bahan makanan terhadap laju inflasi pada 2018 ialah 0,68 persen atau yang paling tinggi. Kemudian disusul oleh kenaikan harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan kontribusi 0,67 persen terhadap inflasi.

Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan kontribusi 0,6 persen terhadap inflasi. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberi kontribusi terendah kepada laju inflasi, yakni 0,56 persen.

Menurut Suhariyanto, kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya. Pada 2017, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi. Kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan kontribusi terbesar kedua.

“Berbeda dengan 2017, inflasi di 2018 penyebab utamanya adalah bahan makanan,” ucap Suhariyanto pada Rabu (2/1/2019) dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta.

Suhariyanto menyimpulkan telah terjadi pergeseran tren pemicu inflasi pada 2018. Inflasi tak lagi dipicu oleh kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah (Administered Prices) seperti tahun sebelumnya, tetapi oleh komponen harga yang ditentukan oleh mekanisme pasar dan faktor eksternal.

Selain itu, dari sisi komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi terbesar dari tahun 2017 juga telah mengalami perubahan dari semula tarif listrik (0,81 persen) dan biaya perpanjangan STNK (0,24 persen) menjadi bensin (0,26 persen) dan beras (0,13 persen) di tahun 2018.

“Laju inflasi juga disebabkan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Ada juga beras tapi tidak sesignifikan 2017,” ucap Suhariyanto.

Dia menjelaskan inflasi di tahun 2018 juga tidak menunjukkan adanya pola yang baru. Kenaikan harga yang terjadi masih dapat diduga seperti pada bulan-bulan tertentu yang terdapat hari besar keagamaan.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom