Menuju konten utama

BPS: Deflasi Februari 0,02 Persen Imbas Harga Sembako Turun

Penyumbang deflasi utama adalah terkait dengan harga-harga komoditas minyak goreng telur serta daging ayam.

BPS: Deflasi Februari 0,02 Persen Imbas Harga Sembako Turun
pedagang menunggu dagangannya di pasar senen, jakarta, selasa (1/3). badan pusat statistik melaporkan pada februari 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen yang didorong stabilnya harga bahan kebutuhan pokok dan harga barang lainnya. antara foto/sigid kurniawan/ama/16.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2022 telah terjadi deflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,24. Dari 90 kota IHK, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, menjelaskan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,08 persen dengan IHK sebesar 109,20.

Sementara itu, deflasi terendah terjadi di Palembang, Palangkaraya, dan Tarakan masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 107,54, 108,50, dan 108,41.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,65 persen dengan IHK sebesar 107,17 dan terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 106,29.

Deflasi yang terjadi saat ini, dipicu oleh adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.

“Penyumbang deflasi utama adalah terkait dengan harga-harga komoditas minyak goreng telur serta daging ayam,” jelas Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Selain komoditas penyumbang deflasi, ada pula kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,25 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,45 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, kelompok transportasi sebesar 0,07 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,07 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman dan restoran sebesar 0,53 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,60 persen.

Selain itu pada Februari, BPS mencatat masyarakat banyak memilih untuk berdiam diri di rumah imbas adanya potensi lonjakan COVID-19 jenis Omicron.

Setianto mengatakan, mobilitas berkurang karena tercatat ada 9,23 persen penduduk lebih memilih untuk tinggal di rumah sementara jika di bandingkan dengan bulan lalu pada Januari 2022 hanya ada 5,206 persen penduduk yang berada di rumah.

“Jadi karena banyak penduduk yang tinggal di rumah tentu saja akan terlihat tempat-tempat di luar rumah seperti tempat perdagangan ritel dan rekreasi tempat belanja kebutuhan sehari-hari, taman, tempat transit dan tempat kerja ini juga menunjukkan pengurangan,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky