Menuju konten utama

BPS Catat RI Deflasi 0,16% pada Juni 2021

Deflasi terbesar disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,71 persen.

BPS Catat RI Deflasi 0,16% pada Juni 2021
Warga membeli kebutuhan pokok di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 0,16 persen. Sementara, secara tahun berjalan dan tahunan, masing-masing inflasi 0,74 persen dan 1,33 persen.

"Pada Juni 2021 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 106,46," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis (1/7/2021).

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yang terbesar disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,71 persen.

Kemudian ada pula, penyumbang deflasi lain yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen, kelompok, transportasi sebesar 0,35 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen.

Kemudian ada pula kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,23 persen kelompok pendidikan sebesar 0,03 persen kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35 persen.

Ia menjelaskan dari 90 kota IHK, 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 104,88 dan terendah terjadi di Palembang sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 105,49.

"Deflasi di Kupang karena ada penurunan harga kangkung, tarif angkutan udara, dan tomat. Sementara inflasi di Singkawang karena kenaikan harga daging babi, tahu mentah, daging ayam ras," jelas dia.

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen dengan IHK sebesar 105,50 dan terendah terjadi di Pekanbaru dan Tanjung Selor masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 105,28 dan 103,92.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti