Menuju konten utama

BPPTKG Jelaskan Alasan Status Waspada Merapi yang Sudah 1 Tahun

Hanik menyebut, rata-rata masa pertumbuhan kubah lava saat ini hanya 3.000 meter kubik per hari.

BPPTKG Jelaskan Alasan Status Waspada Merapi yang Sudah 1 Tahun
Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/wsj.

tirto.id - Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebut lamanya status waspada Gunung Merapi yang sudah berlangsung selama 1 tahun terakhir ini dikarenakan pelannya laju magma Merapi ke permukaan.

"Kenapa [status waspada] lama, karena laju magma menuju ke permukaan ini sangat pelan jadi ekslusi juga lambat, kecepatannya juga sangat pelan," kata Hanik dalam diskusi 'Merawat Ketangguhan Warga Merapi' di kantor BPPTKG Yogyakarta, Selasa (21/5/2019).

Hanik menyebut, rata-rata masa pertumbuhan kubah lava saat ini hanya 3.000 meter kubik per hari. Padahal umumnya, rata-rata pertumbuhan kuba laba Merapi yakni 20.000 meter kubik.

Jika dibandingkan dengan erupsi-erupsi Merapi yang terjadi sebelumnya, terutama pada erupsi 2006 dan 2010, menurut Hanik pertumbuhan kuba lava ini cenderung lebih kecil.

"Bedanya [erupsi tahun-tahun sebelumnya] dengan [erupsi] yang sekarang adalah kecepatan suplai magmanya yang membuat berbeda, sehingga kalau kecepatannya tinggi kubah lavanya juga besar," kata dia.

Hanik mengatakan kegempaan dan lelehan lava pijar masih akan terus terjadi. Namun dari hasil pemantauan dan parameter yang ada menunjukkan tidak ada aktivitas yang signifikan.

Akan tetapi, skenario terburuknya adalah kuba lava yang saat ini 457.000 meter kubik keluar akan terlontar sejauh 2,3 kilometer. Tetapi menurutnya hal itu kemungkinan kecil dapat terjadi karena sejarahnya tidak semua yang ada di kubah lava terlontar menjadi awan panas.

"Sehingga ke depannya tidak perlu yang dikhawatirkan kalau datanya begini-begini saja artinya Merapi masih akan terus erupsi dengan sifat lelehan lava pijarnya," kata Hanik.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto