Menuju konten utama

BPOM: Vaksin COVID-19 dari Sinovac Resmi Aman, Lulus EUA & WHO

BPOM menyatakan bahwa vaksin COVID-19 jenis CoronaVac dari Sinovac telah resmi lulus EUA dan sesuai standar WHO.

BPOM: Vaksin COVID-19 dari Sinovac Resmi Aman, Lulus EUA & WHO
Kepala Badan POM Penny K. Lukito memberikan keterangan penerbitan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Vaksin COVID-19 di Kantor Badan POM, Jakarta, Senin (11/1/2021). ANTARA FOTO/HO/Humas BPOM/wpa/hp.

tirto.id - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan vaksin CoronaVac dari perusahaan Sinovac resmi lulus EUA (Emergency Use Authorization) sehingga dijamin aman digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Selain itu, vaksin dari Sinovac juga telah memenuhi standar World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia.

"Vaksin CoronaVac memenuhi persyaratan mendapatkan EUA," tegas Kepala BPOM, Penny K Lukito, dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, sebagaimana diwartakan Antara, Senin (12/1/2021).

Sebelum memutuskan izin EUA untuk vaksin Sinovac, BPOM telah memadukan hasil uji klinik di Indonesia dengan dua negara yang lain juga memakai jenis vaksin serupa, yakni Brasil dan Turki. Hasilnya, vaksin buatan Sinovac dipastikan aman dan punya efikasi untuk melawan COVID-19.

Tak hanya itu, imbuh Penny K Lukito, vaksin buatan Sinovac juga telah memenuhi standar WHO sehingga bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen.

Penny K Lukito menambahkan, uji klinis di Bandung yang dilakukan PT Bio Farma dan Sinovac, mendapatkan hasil efikasi CoronaVac (Sinovac) mencapai 65,3 persen. Selanjutnya, uji klinis di Turki efikasi Sinovac mencapai 91 persen dan Brasil 78 persen.

Pemberian EUA oleh BPOM untuk vaksin CoronaVac juga telah dirumuskan secara bersama dengan Komite Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), ahli epidemi, dan unsur terkait lainnya.

Ditegaskan pula oleh Penny, dalam memberikan izin EUA terhadap vaksin Sinovac, BPOM dipastikan mengacu pada pedoman dari WHO serta otoritas-otoritas urusan pangan dan obat dari negara-negara lain, seperti FDA Amerika Serikat, FDA Uni Eropa FDA Inggris, FDA Jepang, dan lainnya.

Mengenai potensi terjadinya efek samping dalam pemakaian vaksin CoronaVac dari Sinovac, BPOM akan selalu memberikan pengawasan proses vaksinasi, termasuk untuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Hoax Efek Samping Vaksin Sinovac

Sempat beredar kabar bahwa vaksin Sinovac memiliki efek samping yakni dapat memperbesar alat kelamin pria. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia, menegaskan bahwa kabar itu adalah informasi palsu alias hoax.

Mencuatnya kabar tersebut berawal dari postingan akun Agus Papaa Jenggott melalui sosial media Facebook pada 7 Januari 2021 lalu. Akun ini mengunggah sebuah gambar potongan koran yang berisi tulisan sebagai berikut:

“Dalam sebuah jurnal terbitan Inggris, misalnya, vaksin Sinovac disebutkan memberi efek samping pembesaran alat kelamin. Lelaki yang sudah disuntik vaksin buatan China tersebut disebutkan alat vitalnya memanjang sampai 3 inci.”

Lucia Rizka Andalusia menegaskan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar alias informasi palsu. Jurnal yang disebutkan merupakan hasil studi yang telah diedit sedemikian rupa.

Studi asli yang diterbitkan The New England Journal of Medicine itu berjudul “Phase 1-2 Trial of a SARS-CoV-2 Recombinant Spike Protein Nanoparticle Vaccine”, dan telah diubah menjadi “SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has Shown to Increase Penis Lenght by 3 Inches in Some Individuals”.

Baca juga artikel terkait VAKSIN SINOVAC atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH