Menuju konten utama

BPN: Prabowo akan Tingkatkan Anggaran Alutsista Jika Jadi Presiden

Prabowo berkomitmen meningkatkan anggaran alutsista untuk memperbaiki radar di wilayah laut dan udara jika terpilih menjadi presiden.

BPN: Prabowo akan Tingkatkan Anggaran Alutsista Jika Jadi Presiden
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berkomitmen meningkatkan anggaran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) apabila terpilih menjadi Presiden periode 2019-2024.

Hal itu disampaikan Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Dahnil mengatakan dana alutsista itu akan dimanfaatkan untuk memperbaiki radar di wilayah laut dan udara untuk menjamin wilayah kedaulatan Indonesia dari bahaya dan ancaman pihak asing.

"Prabowo akan efektifkan dan efisiensikan belanja pertahanan karena selama ini diurutan nomor dua. Prabowo akan meningkatkan anggaran tersebut untuk belanja alutsista di laut seperti radar," katanya.

Menurut dia, BPN Prabowo-Sandi sudah membuat daftar permasalahan dalam Alutsista Indonesia, salah satunya radar di laut yang kurang memadai dalam menjaga wilayah kedaulatan Indonesia.

Dahnil menjelaskan Prabowo akan memastikan wilayah laut dan udara Indonesia akan terdeteksi radar karena selama ini banyak daerah yang tidak terdeteksi radar sehingga sangat berbahaya bagi pertahanan dan keamanan negara.

"Modernisasi alutsista juga penting dalam hal modernisasi kapal, pesawat, dan radar karena banyak daerah yang tidak terdeteksi dan menjadi rawan penyelundupan," ujarnya.

Selain itu menurut dia, Prabowo juga akan fokus dalam pertahanan siber karena berkaitan dengan pertahanan dan kepentingan nasional Indonesia.

Dahnil mengatakan dalam debat kedua capres, Prabowo sempat menyinggung unicorn, karena semua terkoneksi dalam big data.

"Jadi jangan sampai data-data siber itu digunakan untuk kepentingan negara lain. jadi perang ke depan salah satunya siber," ujarnya.

Dia juga menekankan bahwa pertahanan negara tidak selalu mengenai alat militer namun yang paling menjadi perhatian adalah mengenai isu pangan.

Dahnil mengemukakan data yang dikeluarkan The Economist tahun 2017 bahwa negara yang paling siap ketahanan pangan di 2030 adalah negara-negara di Eropa dan Amerika Utara.

"Indonesia paling lemah ketahanan pangannya, karena itu orientasi ketahanan dimaknai Prabowo dengan ketahanan pangan dengan memperkuatnya karena perang masa depan adalah 'perang' pangan," katanya.

Karena itu dia menilai jangan sampai orientasi industrialisasi, lalu menyebabkan Indonesia meninggalkan pertanian maka harus ada penyeimbangnya.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandiaga.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH