Menuju konten utama

BPN Klaim Acara Munajat 212 Tak Ada Hubungan dengan Prabowo-Sandi

BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak setuju bila acara Munajat 212 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat dianggap ada muatan politisnya.

BPN Klaim Acara Munajat 212 Tak Ada Hubungan dengan Prabowo-Sandi
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono. tirto.id/Lalu Rahardian.

tirto.id - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak setuju bila acara Munajat 212 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019) malam kemarin dianggap ada muatan politisnya.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono memastikan juga bahwa acara tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Itu kegiatan Munajat 212 enggak ada hubungan dengan kegiatan dari BPN," jelas Ferry kepada reporter Tirto, Jumat (23/2/2019).

Dalam acara yang dihadiri sejumlah tokoh BPN Prabowo-Sandiaga, seperti Fadli Zon, Zulkifli Hasan, dan Hidayat Nur Wahid itu memang beberapa kali terdengar teriakan 'Prabowo Prabowo' dari masyarakat yang hadir disana.

Bahkan, dalam acara itu, Fadli Zon yang datang ke lokasi mengacungkan jari telunjuk dan jempolnya. Acungan itu identik dikenal sebagai salam dua jari dukungan kepada Prabowo-Sandiaga.

"Kalau ada teriakan yang berkaitan dengan paslon kami ya itu spontanitas dari individu-individu yang ada di sana. Enggak ada kaitannya sama sekali," tutur Ferry.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menepis adanya unsur politis dengan kehadiran sejumlah tokoh BPN disana. Ferry berkilah bahwa mereka hadir memenuhi undangan dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI.

"Karena mereka kan sebagai anggota dewan ya, Wakil Ketua DPR [Fadli Zon], lalu Pak Zul dan Pak Hidayat itu dari unsur pimpinan MPR. Enggak ada masalah lah," tegasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyayangkan adanya nuansa kampanye dalam acara Munajat 212. Dia mendasari penilaian itu dengan adanya berbagai kejadian yang menunjukkan massa mendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Acara doa bersama tentu sangat positif walaupun nuansa politisnya sangat tak bisa dihindarkan karena memakai embel-embel angka itu. Namun, jika doa bersama itu ternyata dipergunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pesan-pesan politik, itu berarti sudah keluar dari nawaitu-nya," kata Ace melalui keterangan tertulisnya kepada Tirto, Jumat (22/2/2019).

Baca juga artikel terkait MUNAJAT 212 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri