Menuju konten utama

BPJS Watch: Program Pencegahan Penyakit Dijalankan Setengah Hati

BPJS Watch menilai program pencegahan penyakit belum maksimal karena dijalankan secara setengah hati. 

BPJS Watch: Program Pencegahan Penyakit Dijalankan Setengah Hati
Seorang pasien melintas di depan loket khusus pendaftaran yang menggunakan fasilitas asuransi BPJS Kesehatan di sebuah puskesmas yang berada di pinggiran Jakarta, Jumat (21/9/18). tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai pemerintah masih setengah hati dalam menjalankan program promotif-preventif atau upaya pencegahan penyakit.

Dia berpendapat demikian karena tercatat masih ada 110 juta kunjungan masyarakat ke Puskesmas dan Rumah Sakit selama 2018. Apalagi, jumlah pasien diabetes dan beberapa penyakit degeneratif lainnya tetap tinggi.

Timboel juga mencatat alokasi anggaran untuk upaya pencegahan penyakit hanya senilai ratusan juta saja. Menurut Timboel, kondisi tersebut ironis mengingat jumlah anggaran untuk sektor kesehatan di APBN mencapai triliunan rupiah.

"Artinya, belum ada keinginan untuk mendorong anggaran lebih untuk preventif-promotif. Seharusnya dialokasikan seperti [untuk] memfasilitasi olahraga supaya masyarakat jadi sehat," kata Timboel pada Jumat (4/1/2019).

Dia menambahkan implementasi program pencegahan penyakit juga terkendala oleh alokasi anggaran yang tidak terkoodinasi dengan baik dan tercecer di banyak intansi.

"Alokasinya juga tumpang tindih. Sehingga akhirnya targetnya tidak terpenuhi," kata dia.

Timboel mendesak pemerintah untuk mengutamakan program promotif-preventif dibandingkan kuratif atau pengobatan, sesuai amanat pasal 22 ayat 1 Perpres nomor 12 tahun 2013.

Baca juga artikel terkait BPJS KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom