Menuju konten utama

BPH Migas: 131 Wilayah Terpencil Sudah Nikmati BBM Satu Harga

Sebanyak 131 kecamatan di wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) telah tersentuh program BBM Satu Harga. 

BPH Migas: 131 Wilayah Terpencil Sudah Nikmati BBM Satu Harga
Sebuah mobil tangki mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) melintasi kawasan Siantan usai dilepas Presiden Joko Widodo dari Terminal BBM Pertamina Pontianak, Jumat (29/12/2017). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

tirto.id - Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Fanshurullah Asa menyatakan 131 wilayah terpencil di luar Jawa kini bisa menikmati BBM satu harga. 131 wilayah itu merupakan kecamatan yang tersebar di 90 kabupaten dan 26 provinsi.

Ia menyampaikan, hal ini merupakan pencapaian program BBM Satu Harga yang dijalankan oleh PT Pertamina dan PT AKR Corporindo di daerah-daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T).

"Sesuai target pemerintah, BBM Satu harga dilaksanakan di 130 lokasi [sampai akhir 2018], alhamdulillah apa yang ditargetkan terlampaui," kata Fanshurullah di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (31/12/2018).

Pertamina tercatat memasok BBM di 122 kawasan 3T. Sementara AKR Corporindo memasok BBM di 9 lokasi.

Berdasar data BPH Migas, fasilitas distribusi BBM Satu Harga terbanyak berada di Papua (28 titik), lalu Kalimantan (27 titik), Sumatera (24 titik), Nusa Tenggara (15 titik), Sulawesi (14 titik), Maluku (11 titik) dan Jawa–Bali (4 titik).

Operasional BBM Satu Harga, yang dilakukan Pertamina tersebar di seluruh wilayah 3T mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua.

Pertamina menyalurkan BBM Satu Harga melalui berbagai moda transportasi baik mobil tangki, kapal laut, sampan hingga pesawat Air Tracktor khusus pengangkut BBM.

Vice President Corporate Communications Pertamina Adiatma Sardjito mengklaim pelaksanaan program BBM Satu Harga telah mendorong aktivitas perekonomian di sejumlah daerah 3T.

Adiatma mencontohkan harga BBM di Sumatera dan Kalimantan sebelumnya di kisaran Rp8.000-Rp40.000 per liter, di Maluku Rp8.000 hingga Rp17.000 per liter, Sulawesi Rp8.000-Rp25.000 per liter, Nusa Tenggara Rp8.000-9.500, serta di Papua Rp15 ribu-Rp100.000 per liter.

Setelah program BBM Satu Harga dijalankan, kata dia, harga di semua pulau kini sudah menjadi Rp6.450 (premium) dan Rp5.150 (solar).

"BBM Satu Harga telah mendorong efisiensi biaya transportasi. Harga barang-barang juga menurun sehingga pertumbuhan ekonomi semakin menggeliat," ujar Adiatma.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Migas No.09.K/10/DJM.O/2017 tanggal 23 Januari 2017, tentang Lokasi Tertentu Untuk Pendistribusian JBT & JBKP, Pertamina ditargetkan mendirikan lembaga penyalur BBM Satu Harga di 150 titik selama 3 tahun, dari 2017– 2019.

Pada 2017, ditargetkan 54 lokasi, di tahun 2018 sebanyak 67 lokasi dan 29 lokasi sisanya pada 2019.

Adapun 69 titik pelaksanaan program BBM Satu Harga yang sudah beroperasi pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Seimenggaris, Nunukan (9 Maret)

2. Kec. Liang, Banggai Kep. (9 Maret)

3. Banggai Tengah, Banggai Laut (16 April)

4. Wawoni Barat, Kep. Konawe (11 Juni)

5. Tagulandang, Kep. Sitaro (29 Juni)

6. Distrik Prime, Lanny Jaya (6 April)

7. Distrik Fayit, Asmat (2 Juli)

8. Gido, Nias (26 Juli)

9. Kep. Sula, Maluku Utara (31 Juli)

10. Miangas, Kab. Kep. Talaud (30 Juli)

11. Belantikan Raya, Lamandau (3 Agustus)

12. Sungai Boh, Malinau (7 Agustus)

13. Tolinggula, Gorontalo (27 Agustus)

14. Wamena, Jayawijaya (27 Agustus)

15. Sabu, Sabu Raijua (29 Agustus)

16. Bintuni, Teluk Bintuni (30 Agustus)

17. Katingan Kuala, Katingan Hulu (30 Agustus)

18. Musi Banyuasin, Lalan (30 Agustus)

19. Borong, Manggarai Timur (30 Agustus)

20. Bokondini, Tolikara (30 Agustus)

21. Essang, Kab. Kep. Talaud (4 September)

22. Nanusa, Kab. Kep. Talaud (4 September)

23. Bawolato, Kab. Nias (7 September)

24. Sengah Temila, Landak (15 September)

25. Moyohulu, Sumbawa (18 September)

26. Wera, Bima (18 September)

27. Praya Barat Daya, Lombok Tengah (18 September)

28. Pototano, Sumbawa Barat (18 September)

29. Labuan Badas, Sumbawa (18 September)

30. Suoh, Lampung (20 September)

31. Sokan, Melawi (20 September)

32. Biatan, Berau (23 September)

33. Loksado, Hulu Sungai Selatan ( 24 September)

34. Kamipang, Katingan ( 16 September)

35. Amanuban Selatan, Timor Tengah (26 September)

36. Krayan Selatan, Nunukan (26 September)

37. Satarmese, Manggarai (26 September)

38. Ende Selatan, Ende (26 September)

39. Lumbis, Nunukan (26 September)

40. Ketungau Hulu, Sintang (26 September)

41. Nibung, Musi Rawas Utara (26 September)

42. Distrik Siret, Asmat (26 September)

43. Daha Barat, Hulu Sungai Selatan (26 September)

44. Tel. Merantai, Pelalawan (28 September)

45. Sigi, Kulawi (28 September)

46. Air Buaya, Buru (28 September)

47. Teweh Timur, Gunung Purei (28 September)

48. Gunung Purei, Barito Utara (29 September)

49. Ibu Selatan, Halmahera Barat (30 September)

50. Maba Selatan, Halmahera Timur (30 September)

51. Aru Utara, Kep. Aru (30 September)

52. Aifat, Maybrat (30 Spetember)

53. Rikit Gaib, Gayo Lues ( 1 Oktober)

54. Terangun, Gayo Lues ( 1 Oktober)

55. Misool, Raja Ampat (2 Oktober)

56. Hibala, Nias Utara (27 Oktober)

57. Siberut Utara, Kep. Mentawai (27 Oktober)

58. Sipora Selatan, Kep. Mentawai (27 Oktober)

59. Kayan Selatan, Malinau (30 Oktober)

60. Bolakme, Jayawijaya (31 Oktober)

61. Pulau Banyak, Aceh Singkil (31 Oktober)

62. Sitoli Ori, Nias Utara (5 November)

63. Abenaho, Yalimo (27 November)

64. Sangir Batanghari, Solok Selatan (30 November)

65. Pulau Aru, Kep. Aru (30 November)

66. Sangir Balai Janggo, Solok Selatan (30 November)

67. Lunyuk, Sumbawa (1 Desember)

68. Wermaktian, Maluku (13 Desember)

69. Maybrat, Papua Barat (29 Desember)

Baca juga artikel terkait BBM SATU HARGA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom