Menuju konten utama

Bos Duta Palma Surya Darmadi Dituntut Penjara Seumur Hidup

Surya Darmadi juga diminta membayar uang pengganti Rp4.798.706.951.640 dan 7.885.857,36 dolar AS serta kerugian negara sebesar Rp73.920.690.300.000

Bos Duta Palma Surya Darmadi Dituntut Penjara Seumur Hidup
Terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi PT Duta Palma, Surya Darmadi mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (30/1/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Jaksa Penuntut Umum menuntut pemilik Darmex Group/PT Duta Palma Surya Darmadi hukuman penjara seumur hidup ditambah denda Rp1 miliar subsider enam bulan kurungan terkait perkara dugaan korupsi usaha perkebunan kelapa sawit tanpa izin di Provinsi Riau periode 2004-2022.

Menurut JPU, tindakan Surya Darmadi mengakibatkan kerugian keuangan dan perekonomian negara Rp78,8 triliun, serta terdakwa juga melakukan tindak pidana pencucian uang periode 2005-2022.

"Menyatakan terdakwa Surya Darmadi terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dakwaan kesatu, kedua dan ketiga primer," kata JPU Kejagung, M Syarifuddin di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin 6 Februari 2023, dikutip dari Antara.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Surya Darmadi dengan pidana penjara seumur hidup. Menghukum terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp1 miliar dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan," sambungnya.

Konstruksi pasal yang dikenakan ke Surya Darmadi, pertama Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Kemudian Pasal 3 ayat 1 huruf c UU No 15 tahun 2002 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian uang dan pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Surya Darmadi juga dituntut untuk membayar uang pengganti sebesar uang yang dia dapatkan dari perbuatan pidana.

"Menjatuhkan pidana tambahan kepada terdakwa Surya Darmadi untuk membayar uang pengganti sebesar Rp4.798.706.951.640 dan 7.885.857,36 dolar AS dan kerugian perekonomian negara sebesar Rp73.920.690.300.000," tambah jaksa.

Jaksa menuturkan, jika terdakwa dinyatakan bersalah dan dihukum selain pidana seumur hidup atau mati dan tidak mempunyai harta yang mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka akan diganti dengan pidana penjara 10 tahun.

"Apabila terpidana membayar uang pengganti yang jumlahnya kurang dari seluruh kewajiban, maka jumlah uang pengganti yang dibayarkan tersebut akan diperhitungkan dengan lamanya pidana tambahan berupa pidana penjara sebagai pengganti dari kewajiban membayar uang pengganti," jelas jaksa.

Perbuatan Surya Darmadi yang diduga melawan hukum adalah: Pertama, meminta agar pembukaan lahan di kawasan hutan Indragiri Hulu dapat disetujui Raja Thamsir Rachman untuk menjadi usaha perkebunan kelapa sawit.

Kedua, perusahaan milik Surya Darmadi diberikan izin lokasi perkebunan kelapa sawit oleh Raja Thamsir, padahal tidak memiliki izin prinsip dan lahan tersebut berada dalam kawasan hutan.

Ketiga, perusahaan milik Surya Darmadi tidak memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL), tetapi tetap diberikan izin usaha perkebunan (IUP) kelapa sawit oleh Raja Thamsir. Lahan yang diberikan izin pun berada dalam kawasan hutan.

Keempat, selaku pemilik empat perusahaan yang melakukan usaha perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan tapi tidak memiliki izin pelepasan kawasan hutan sehingga negara tidak memperoleh hak berupa pendapatan dari pembayaran dana reboisasi (DR), provisi sumber daya hutan (PSDH) dan sewa penggunaan kawasan hutan.

Kelima, secara khusus salah satu perusahaan Surya Darmadi tidak melengkapi Izin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP-B) dan Izin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP-P) namun melakukan usaha perkebunan kelapa sawit seluas 1.551 hektare dan mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit seluas 9 hektare.

Keenam, Surya Darmadi selaku pemilik sejumlah perusahaan telah melaksanakan usaha perkebunan dalam kawasan hutan yang mengakibatkan rusaknya kawasan hutan dan perubahan fungsi hutan.

Ketujuh, Surya Darmadi juga tidak mengikutsertakan petani perkebunan serta tidak membangun kebun untuk masyarakat paling rendah seluas 20 persen dari total luas areal kebun yang diusahakan perusahaan sebagai Peraturan Menteri Pertanian sehingga menimbulkan konflik sosial di masyarakat.

"Hasil tindak pidana korupsi yang diperoleh melalui PT Banyu Bening Utama, PT Kencana Amal Tani, PT Palma Satu, PT Seberida Subur dan PT Panca Agro Lestari selanjutnya ditempatkan dan ditransfer ke PT Darmex Plantations dalam bentuk pembagian deviden, pembayaran utang pemegang saham, penyetoran modal ke PT Monterado Mas, PT Alfa Ledo, PT Asset Pacific dan ke perusahaan lain milik terdakwa Surya Darmadi," ungkap jaksa.

Dari perbuatannya yang membuka perkebunan kelapa sawit tanpa izin di provinsi Riau periode 2004-2022, Surya Darmadi memperoleh keuntungan sebesar Rp7.593.068.204.327 dan 7.885.857,36 dolar AS (sekitar Rp117,617 miliar dengan kurs Rp 14.915) sehingga totalnya Rp7,71 triliun.

Atas keuntungan Rp7,71 triliun tersebut, Surya Darmadi diduga melakukan tindak pidana pencucian uang pada periode 2010-2022 berupa pembelian tanah, properti, memberikan pinjaman kepada pihak yang terafiliasi, membiayai pembangunan pabrik hingga pembelian saham.

Surya Darmadi menilai tuntutan tersebut mengada-ada. Dia akan mengajukan nota pembelaan atau pleidoi pada Rabu, 15 Februari 2023.

Baca juga artikel terkait KASUS KORUPSI SURYA DARMADI

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Editor: Fahreza Rizky