Menuju konten utama

Bos Big Blue Taxi Minta Maaf, Garda Tetap Mau Demo Kedubes Malaysia

Pendiri Big Blue Taxi, Datuk Shamsubahrin Ismail bikin geram pengemudi ojek online Indonesia karena dianggap melakukan penghinaan. Meski Shamsubaharin telah meminta maaf dan mengklarifikasi, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) tetap mengancam bakal mengepung Kedubes Malaysia dan melakukan aksi protes.

Bos Big Blue Taxi Minta Maaf, Garda Tetap Mau Demo Kedubes Malaysia
Sejumlah pengemudi ojek daring membagikan makanan berbuka puasa (takjil) kepada pengendara yang melintas di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (15/5/2019). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.

tirto.id - Pendiri Big Blue Taxi, Datuk Shamsubahrin Ismail meminta maaf lantaran telah menyebut pekerjaan ojek online (ojol) dan bangsa Indonesia “miskin”. Pernyataannya dalam sebuah wawancara televisi Malaysia itu sebelumnya viral di media sosial dan membuat geram warganet Indonesia.

Dalam sebuah konferensi pers di Malaysia, ia mengaku kebanjiran pesan protes dari orang Indonesia, pengemudi Go-Jek sampai pengemudi ojol se-Indonesia. Padahal, akunya, pernyataan itu ia sampaikan berdasarkan berita yang ia baca dari Indonesia.

“Saya memohon maaf atas kesalahan pada pernyataan saya memberi label orang Indonesia ‘miskin; berdasarkan laporan yang saya terima,” ucap Shamsubahrin Rabu (28/8/2019) seperti dikutip dalam malaymail.com.

Shamsubahrin yakin usai konferensi pers ini sebagian besar warga Indonesia telah menerima penjelasannya. Dengan demikian, berbagai pihak dapat maju dan memperbaiki hubungan yang sempat retak.

“Indonesia ada di hati saya, orang-orang Indonesia ada di hati saya,” ucap Shamsubahrin.

Meski demikian, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), organisasi yang menaungi ojol, masih mengecam pernyataan Shamsubahrin dan menyatakan bakal mengepung kedubes Malaysia untuk melakukan aksi protes. Mereka menuntut Shamsubahrin dan dubes Malaysia untuk memberi klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf.

"Kami ingin ada pernyataan maaf secara terbuka dari video yang sedang viral," ucap Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (28/8/2019).

Igun mengatakan, unjuk rasa yang semula direncanakan pada Jumat (30/8/2019) bersama 10 ribu pengemudi ini ditujukan untuk membuat efek jera.

“Sementara kami tetap lanjut. Jadi efek jera tidak terulang lagi,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Driver Online (ADO), Wiwit Sudarsono yang menaungi supir taksi online juga ikut berang. Mereka menyayangkan pernyataan Shamsubahrin yang dinilai merendahkan profesi ojol. Sama seperti Garda mereka juga menuntut maaf dari Shamsubahrin.

“ADO mengecam keras statement tersebut. Kami menuntut permohonan maaf atas pernyataan yang merendahkan harkat dan martabat Indonesia khususnya ojol,” ucap Wiwit dalam keterangan tertulis yang diperoleh reporter Tirto pada Rabu (28/8/2019).

Awalnya Wiwit menyatakan ADO juga mau terlibat dalam aksi Jumat nanti. Namun, usai permintaan maaf Shamsubahrin, mereka membuka kemungkinan mengurungkan niatnya.

“Saya baru tau. Saya akan rapatkan di DPP,” ucap Wiwit.

========

Pemberitahuan: kami melakukan penyuntingan judul pada pukul 16.18 WIB. Kami Mohon maaf, atas ketidaknyamanan ini.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTASI ONLINE atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana