Menuju konten utama

BOR Nasional Capai 40%, Jawa Berkontribusi Kasus Aktif Tertinggi

Pulau Jawa berkontribusi 52,4 persen dari total kasus aktif nasional.

BOR Nasional Capai 40%, Jawa Berkontribusi Kasus Aktif Tertinggi
Sejumlah lampu ruangan di setiap lantai dinyalakan sebagai bentuk kesiapan menangani COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta, Rabu (9/9/20). Saat ini hanya dua dari total tujuh tower yang digunakan untuk penanganan COVID-19. Tower 7 untuk pasien dan Tower 6 untuk observasi. Masing-masing tower mampu menampung hingga 2500 orang, sementara saat ini ada 1.637 pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet. tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Pemerintah mencatat ada lonjakan kasus COVID-19 setelah libur Idulfitri. Pemerintah pun menyebut kondisi keterisian tempat tidur mulai mengalami peningkatan hingga di atas 40 persen. Pulau Jawa menjadi kontribusi terbesar kasus nasional.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, angka kasus aktif Indonesia per 6 Juni 2021 berada di angka 5,3 persen. Angka tersebut lebih rendah daripada dunia yang berada pada 7,5 persen. Selain itu, angka kasus sembuh Indonesia berada di 91,9 persen (di atas global 90,3 persen) dan kematian 2,8 persen (di atas global 2,1 persen). Meski di bawah global, Airlangga mengaku ada kenaikan kasus aktif, terutama di pulau Jawa.

"Ada provinsi-provinsi yang berkontribusi 65% terhadap kasus aktif yaitu Jawa Barat, DKI Jawa Tengah, Papua dan Riau. Pulau Jawa berkontribusi 52,4%," kata Airlangga dari Kantor Presiden, Jakarta, Senin (7/6/2021).

Airlangga juga melaporkan ada kenaikan keterisian tempat tidur (bed Occupancy ratio atau BOR). Ia menyebut keterisian BOR sudah mencapai 40 persen.

"BOR rata-rata sudah 40% dan nanti Pak Menteri Kesehatan akan menjelaskan. Lima provinsi BOR di atas 40 persen yaitu Kalimantan Barat, Jawa Tengah, kepri, Jambi dan Riau," kata Airlangga.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku lonjakan kasus COVID akibat Lebaran sudah diprediksi pemerintah. Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan 72 ribu tempat tidur isolasi COVID-19 dalam menghadapi lonjakan kasus.

"Pada 18 Mei lalu baru terisi 22 ribu sekarang sudah ada kenaikan sampai ke 31 ribu. Tapi alhamdulillah kita masih miliki cadangan tempat tidur isolasi yang cukup," kata Budi di lokasi yang sama.

Budi mengakui kalau ada sejumlah daerah mengalami lonjakan signifikan seperti Bangkalan dari 10 tempat tidur menjadi 70-80 tempat tidur terisi kemudian Kudus dari 40 tempat tidur terisi menjadi hingga 350 tempat tidur dalam satu setengah minggu. Namun semua kasus tengah pemerintah.

Mantan Dirut Inalum ini pun mengaku kasus masih belum tentu turun. Ia memprediksi kasus akan meningkat hingga akhir bulan.

"Berdasarkan pengalaman kita sebelumnya, puncak kenaikan kasus terjadi 5-7 minggu setelah liburan, jadi perkiraan kita, masih akan ada kenaikan kasus sampai akhir bulan ini atau awal bulan depan," kata Budi.

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri