Menuju konten utama

Bondan Winarno Sebut Yu Djum Streetfood Warrior

Kepergian pemilik Gudeg Legendaris di Yogyakarta, Djuhariah atau lebih terkenal dengan panggilan Yu Djum mengejutkan penggemar gudeg, utamanya warga Yogyakarta. Di Twiiter, Bondan Winarno menulis Yu Djum adalah seorang Streetfood Warrior.

Bondan Winarno Sebut Yu Djum Streetfood Warrior
Foto Yu Djum dalam kemasan kuliner Khas Jogja. Pengusaha gudeg terkenal dari Yogyakarta Djuhariah atau biasa dikenal dengan nama Yu Djum, tutup usia, sekitar pukul 18.10 di Rumah Sakit (RS) Bethesda. [Foto/gudegyudjumpusat.com]

tirto.id - Kepergian pemilik Gudeg Legendaris di Yogyakarta, Djuhariah atau lebih terkenal dengan panggilan Yu Djum mengejutkan penggemar gudeg, utamanya penggemar gudeg yang tinggal di Yogyakarta. Di Twiiter, Bondan Winarno, menulis Yu Djum adalah seorang Streetfood Warrior.

“Malam ini saya tersentak mendengar berita tentang wafatnya seorang streetfood warrior kita: Ibu Djuariah (Gudeg Yu Djum). Semoga khusnul khotimah,” kata Bondan melalui akun Twitternya, @PakBondan, Senin (14/11/2016).

Pria yang terkenal dengan ungkapan "Pokoe maknyus!" ini juga menulis, #RIPYuDjum, Di Yogya ada dua gudeg yang dikenal dengan nama Yu Djum. Ibu Djuhariah (Yu Djum) di Mbarek, dan Ibu Djuminten di Wijilan. CMIIW.

Persis seperti yang diungkapkan oleh Bondan yang menganggap Yu Djum sebagai warrior atau pejuang. Ketua DPW Partai Nasdem DIY, H Subardi yang masih terhitung sebagai kerabat Djuhariah mengatakan, "Yu Djum merupakan pejuang di bidang kuliner yang spiritnya patut dicontoh oleh generasi berikutnya, terutama anak dan cucunya, semoga bisa mempertahankan spirit perjuangannya,"

Ia menuturkan sosok Yu Djum menjadi seorang yang legendaris di bidang kuliner Yogya utamanya Gudeg, sebab perjuangannya dalam mempromosikan kuliner gudeg ini tak terlepas dari Yogya sebagai kota gudeg. Di mana sebagai kota wisata Yogya memiliki gudeg sebagai salah satu ikonnya, yang itu artinya gudeg menjadi bagian dari identitas Yogya.

Ia meceritakan Yu Djum menggeluti kuliner gudeg sejak 1950-an. Ia dengan tekun meracik dengan nilai-nilai tradisional dan menjualnya dengan ketekunan, hingga sekarang berhasil sampai bisa diteruskan kepada anak dan cucu. Bahkan usahanya berkembang dan terkenal luas.

Menurutnya, Yu Djum masih memasak dengan kayu, semua diolah dengan cara yang masih konvensional. Hal ini menjadi kelebihan gudeg Yu Djum, di tengah-tengah modernisasi.

"Itu tidak lepas dari seorang yang memiliki keinginan keras atau memiliki karakter yang kuat untuk mampu menguasai dan secara profesional memperjuangkan kuliner gudeg itu," ungkap Subardi, di Yogyakarta, Selasa (15/11/2016)

Bagi Subardi, Yu Djum sudah mampu mengangkat harkat dan martabat gudeg dari sisi sosialnya, sebab kini tidak hanya dinikmati oleh YU Djum sendiri, tapi juga oleh seluruh warga Yogya.

"Karena dengan terkenalnya Yu Djum di Yogja, maka gudeg-gudeg yang lain, dan pengusaha kuliner lain juga ikut terangkat," papar Subardi.

Gudeg menjadi terkenal di Indonesia dan bahkan dunia melalui perpanjangan tangan para wisatawan yang menikmati Gudeg. Dengan itu, maka pamor merk dan pengusaha gudeg yang lain pun ikut terangkat.

Baca juga artikel terkait WISATA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Humaniora
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh