Menuju konten utama

Bolehkah Shalat Ied 2021 Berjamaah & Apa yang Harus Diperhatikan?

Jika ingin melakukan sholat Ied sebaiknya tetap menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain dan pastikan tidak melepas masker.

Bolehkah Shalat Ied 2021 Berjamaah & Apa yang Harus Diperhatikan?
Umat Islam melaksanakan shalat Jumat dengan menerapkan jaga jarak fisik di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (5/6/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Perayaan Idul Fitri atau Lebaran 2021 masih berada di tengah pandemi COVID-19. Bahkan saat ini terdapat beberapa varian baru yang diyakini lebih mudah menular.

Guru Besar Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan jika ingin melakukan sholat Ied sebaiknya tetap menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain dan semua orang harus mengenakan masker termasuk saat shalat Id.

Hal ini sebenarnya juga berlaku saat Anda melaksanakan shalat tarawih selama Ramadhan dan shalat wajib berjamaah di masjid.

Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar mengatakan, penting bagi Anda dan pihak penyelenggara shalat Id untuk memperhatikan areanya apakah masuk zona merah atau bukan, banyak pendatang dari luar area atau tidak sehingga risikonya dapat dinilai.

Melansir laman Antara, hal ini sesuai dengan isi surat edaran dari Kementerian Agama tentang panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri yang menyatakan kegiatan-kegiatan ibadah dengan kapasitas 50 persen ruangan untuk wilayah berzona hijau dan kuning.

Sementara untuk wilayah yang masuk zona merah dan oranye, maka segala macam kegiatan ibadah dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan klaster baru penularan di masyarakat.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga sudah mengatakan, pelaksanaan shalat Id (berjamaah) hanya boleh dilakukan di zona hijau dan kuning dengan protokol kesehatan dan pembatasan 50 persen jemaah.

Menurut Eka yang mengambil spesialisasi penyakit dalam, sebelum jemaah melaksanakan shalat, perlu adanya adanya pemeriksaan suhu tubuh. Dia juga mengingatkan Anda jangan sampai melanggar aturan menjaga jarak.

"Protokol kesehatan dilaksanakan ketat dengan mewajibkan pakai masker, screening suhu, mencuci tangan dan jangan berkerumun," kata melansir Antara.

Kemudian pada pelaksanaannya, semua orang wajib memperhatikan sejumlah hal yakni memiliki ventilasi bagus (apabila di dalam ruangan, durasi pendek (jangan terlalu lama shalatnya) serta jarak terjaga dengan pengaturan shaf yang baik.

Soal masker dan tips aman shalat Ied

Terkait dengan penggunaan masker, secara garis besar para pakar kesehatan mengutamakan masker bedah yang pas di wajah ketimbang masker kain. Masker bisa menghalangi partikel air liur yang keluar dari mulut dan hidung mengenai orang lain.

Masker bedah khususnya memiliki kemampuan filtrasi lebih baik dengan memblokir partikel lebih kecil dan menawarkan lebih banyak perlindungan pada pemakainya daripada masker kain satu lapis. Fungsi ini akan baik apabila Anda mengenakannya secara benar, termasuk menggantinya rutin.

Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Jakarta, Yohan Samudra mewajibkan Anda tidak melepas masker hingga kembali ke rumah masing-masing.

"Tentu saja semua diwajibkan memakai masker dan tidak dilepas hingga kembali ke rumah masing-masing," kata Yohan melansir Antara.

Kemudian mengenai lokasi pelaksanaan shalat, para pakar termasuk Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Ulul Albab merekomendasikan tempat terbuka seperti lapangan sepak bola atau parkiran, sehingga sirkulasi udara cukup serta dapat menjaga jarak dengan baik, ketimbang di dalam ruangan di tempat terbuka.

"Shalat Id di tempat terbuka dianjurkan dibandingkan di tempat tertutup, dan penggunaan masker bedah lebih diutamakan dibandingkan masker kain," kata Ulul.

Kalaupun berlangsung di ruang tertutup, Yoga yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Kepala Balitbangkes itu menyarankan pihak penyelenggara shalat Id memastikan ada aliran udara di dalam ruangan yang memadai, demi menurunkan kemungkinan penularan COVID-19 saat shalat.

Kemudian mengenai hal lainnya agar Anda bisa shalat dengan aman, Yohan yang berpraktik di Primaya Hospital Tangerang itu juga menyarankan Anda mengambil wudhu dahulu di rumah dan segera mencuci perlengkapan shalat saat sampai di rumah.

Di sisi lain, Ulul mengingatkan Anda tidak memaksakan diri berangkat ke lokasi shalat padahal kondisi tubuh tak fit semisal ada gejala batuk, pilek atau demam.

Cara merayakan Lebaran di tengah pandemi

Meski pemerintah secara tegas melarang mudik Lebaran 2021, tetapi ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan Lebaran 2021 bersama keluarga.

Seperti silaturahmi online menggunakan aplikasi tertentu hingga makan bersama keluarga inti yang tinggal satu rumah.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk merayakan Lebaran 2021 di tengah pendemi Covid-19 melansir Queen Mary University.

1. Mengenakan pakaian Lebaran

Walaupun kegiatan Lebaran sepenuhnya dilakukan di rumah, bukan berarti pakaian baru tidak dapat dikenakan. Berdandan dan menggunakan pakaian terbaik bisa dilakukan untuk meningkatkan suasana Lebaran di rumah.

Jika memungkinkan, ajak keluarga atau teman yang tinggal berdekatan untuk berfoto agar dapat mengabadikan situasi Lebaran saat pandemi.

2. Mendekorasi rumah dengan pernak pernik Lebaran

Apabila memiliki rencana untuk bersih-bersih total dan mendekorasi ulang, maka menjelang Lebaran adalah saat yang tepat.

Tingkatkan suasana Lebaran di rumah dengan mendekorasi rumah dengan hiasan Lebaran. Area rumah dapat dihias dengan warna serba hijau atau hiasan ketupat sebagai simbol Lebaran.

Jika memiliki budget lebih, bisa juga menambahkan dekorasi pohon kurma atau lukisan kaligrafi yang baru. Letakkan pewangi ruangan di sudut-sudut rumah dan hiasi meja dengan bunga, manisan, serta yang paling penting kue kering khas Lebaran.

3. Makan makanan khas Lebaran

Tidak lengkap rasanya jika merayakan Lebaran tanpa makan-makan. Setelah menjalani satu bulan penuh berpuasa, Lebaran adalah momen saat seluruh orang bersuka cita dan menikmati makanan lezat.

Ada banyak sekali jenis makanan khas Lebaran yang biasa dikonsumsi orang Indonesia, seperti ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, dan sebagainya. Makanan-makanan tersebut dapat dibeli sebelum hari raya, atau jika memungkinkan bisa juga membuatnya sendiri di rumah.

4. Halalbihalal online

Sudah menjadi tradisi orang Indonesia untuk melakukan halalbihalal dan bermaaf-maafan selama Hari Raya Idul Fitri. Namun, kondisi saat ini belum memungkinkan untuk bertemu secara langsung.

Alternatifnya, ajak keluarga besar melakukan halalbihalal online melalui platform video conference seperti Zoom atau Google Meet. Pastikan untuk berdandan terlebih dahulu sebelum melakukan halalbihalal. Akhiri acara halalbihalal dengan berfoto bersama dengan melakukan screenshot.

Jika memungkinkan rekam acara halalbihalal menggunakan fitur rekam yang tersedia di platform video conference untuk menjadi kenangan setelah pandemi usai.

5. Saling mengirim bingkisan dengan orang terkasih

Memberi hadiah dapat memperkuat kedekatan dalam suatu hubungan, catat New York Times. Hal yang sama juga dapat terjadi dalam hubungan kekerabatan.

Mengirimkan bingkisan Lebaran bisa menjadi cara alternatif untuk tetap terhubung dengan orang-orang terkasih walau terpisah selama pandemi.

Baca juga artikel terkait SHOLAT IED atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH