Menuju konten utama

Boeing Undang Kemenhub untuk Jelaskan Sebab Kecelakaan 737 MAX 8

Kemenhub memastikan akan memenuhi undangan Boeing dalam forum penjelasan perusahaan itu soal hasil investigasi tentang penyebab kecelakaan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET302.

Boeing Undang Kemenhub untuk Jelaskan Sebab Kecelakaan 737 MAX 8
Seorang pekerja berjalan di samping pesawat Boeing 737 MAX 8 yang diparkir di Boeing Field, Kamis, 14 Maret 2019, di Seattle. AP / Ted S. Warren

tirto.id - Boeing akan menggelar pertemuan dengan seluruh maskapai dan otoritas penerbangan di seluruh dunia untuk memaparkan hasil investigasi penyebab kecelakaan 2 pesawat tipe Boeing 737 MAX 8, yaitu Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET302.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga dijadwalkan datang mewakili pemerintah Indonesia sebagai salah satu otoritas penerbangan yang diundang ke forum itu.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub, Polana B Pramesti mengaku akan menjadi wakil pemerintah Indonesia di forum itu.

“Ada saya sendiri, saya hadir [penuhi undangan Boeing],” kata Polana di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Sementara itu, dalam siaran tertulisnya, CEO Boeing, Dennis Muilenburg menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh keluarga korban kecelakaan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET302.

“Kamu memohon maaf atas meninggalnya penumpang MAX 737 baru-baru ini. Dalam penerbangan Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302,” kata Dennis dalam keterangan tersebut.

Dalam keterangannya itu, dia juga mengungkapkan hasil investigasi awal soal penyebab jatuhnya 2 pesawat 737 Max 8.

Di 2 kecelakaan itu, Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, atau Manuevering Characteristics Augmentation System (MCAS), dicurigai salah membaca kondisi pesawat.

Kesalahan sistem MCAS membaca sudut ketinggian 737 MAX melalui sensor yang dipasang di hidung pesawat diduga menyebabkan Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 bergerak menukik.

Seharusnya, sistem MCAS bekerja menyeimbangkan sudut pesawat jika moncongnya terlalu tinggi. Jika moncong pesawat melayang terlalu jauh ke atas, sistem itu memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat.

Sensor tersebut diduga salah membaca data sehingga memberi respons yang berlebihan pada sudut moncong pesawat. Akibatnya, pesawat menukik dengan kecepatan tinggi.

“Kami sudah mengerahkan seluruh tenaga ahli dan telah berkolaborasi dengan FAA dalam rangka memperbaiki sistem kami dengan harapan kecelakaan yang menimpa Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 tidak terjadi lagi,” ujar Dennis.

Baca juga artikel terkait KECELAKAAN PESAWAT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom