Menuju konten utama

Boeing Minta Maaf Usai Ethiopia Beri Bukti Baru Penyebab Kecelakaan

"Semoga kecelakaan yang menimpa Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 tidak terjadi lagi,” kata Pimpinan CEO Boeing, Dennis Muilenburg

Boeing Minta Maaf Usai Ethiopia Beri Bukti Baru Penyebab Kecelakaan
Direktur Pemasaran Internasional The Boeing Company Samir Belyamani (kiri) bersama staff usai menemui Direktur Utama Garuda Indonesia di Garuda Centre, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.

tirto.id - CEO Boeing menyatakan permintaan maafnya atas dua kecelakaan fatal pesawat 737 Max yang menewaskan sekitar 350 orang.

Permintaan maaf ini disampaikan Pimpinan CEO Boeing, Dennis Muilenburg beberapa jam setelah temuan awal dari pemerintah Ethiopia yang memberikan sejumlah bukti baru kasus kecelakaan Boeing.

Sebagaimana ditulis Bussines Insider, Muilenburg mengatakan, pihak Boeing "menyesal atas nyawa yang hilang" dan menyesali "tragedi yang terus membebani hati dan pikiran."

Permintaan maaf yang disampaikan pada Kamis (4/4/2019) ini merupakan tanggapan Boeing atas temuan awal penyelidikan pemerintah Ethiopia.

Ethiopian Civil Aviation Authority merilis satu laporan investigasi yang menemukan bagaimana sistem anti-kios otomatis MCAS (MCAS automated anti-stall system) dalam pesawat diketahui telah menekan secara paksa hidung pesawat turun yang kemudian menyebabkan kecelakaan terjadi.

Boeing mengkonfirmasi pada hari Rabu (3/4/2019) bahwa sensor yang salah memicu sistem MCAS tersebut. Masalah yang sama juga teridentifikasi dalam laporan investigasi awal tentang kecelakaan Lion Air.

Boeing mengaku, masalah perangkat lunak adalah faktor utama yang menyebabkan kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Muilenburg juga mengatakan perusahaan telah bekerja untuk memastikan adanya pembaruan peranti lunaknya.

Ia juga mengungkapkan hasil investigasi awal soal penyebab jatuhnya 2 pesawat 737 Max 8.

Dalam dua kecelakaan itu, Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, atau Manuevering Characteristics Augmentation System (MCAS), dicurigai salah membaca kondisi pesawat.

Kesalahan sistem MCAS membaca sudut ketinggian 737 MAX melalui sensor yang dipasang di hidung pesawat diduga menyebabkan Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 bergerak menukik.

Seharusnya, sistem MCAS bekerja menyeimbangkan sudut pesawat jika moncongnya terlalu tinggi. Jika moncong pesawat melayang terlalu jauh ke atas, sistem itu memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat.

Sensor tersebut diduga salah membaca data sehingga memberi respons yang berlebihan pada sudut moncong pesawat. Akibatnya, pesawat menukik dengan kecepatan tinggi.

“Kami sudah mengerahkan seluruh tenaga ahli dan telah berkolaborasi dengan FAA dalam rangka memperbaiki sistem kami dengan harapan kecelakaan yang menimpa Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Selain itu, Boeing juga akan menggelar pertemuan dengan seluruh maskapai dan otoritas penerbangan di seluruh dunia untuk memaparkan hasil investigasi penyebab kecelakaan 2 pesawat tipe Boeing 737 MAX 8, yaitu Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET302.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga dijadwalkan datang mewakili pemerintah Indonesia sebagai salah satu otoritas penerbangan yang diundang ke forum itu.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub, Polana B Pramesti mengaku akan menjadi wakil pemerintah Indonesia di forum itu.

“Ada saya sendiri, saya hadir [penuhi undangan Boeing],” kata Polana di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Baca juga artikel terkait PELARANGAN BOEING atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maya Saputri