Menuju konten utama

BNPB Sebut Pengungsi Gempa Sulteng Masih Butuh 18 Ribu Tenda

BNPB menyampaikan bahwa, saat ini para pengungsi korban gempa di Sulteng yang rumahnya rusak, masih membutuhkan sekitar 18 ribu tenda.

BNPB Sebut Pengungsi Gempa Sulteng Masih Butuh 18 Ribu Tenda
Warga pengungsi korban gempa tsunami tidur di depan tendanya di taman GOR, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp/18

tirto.id - Sebanyak 18 ribu tenda masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi pascagempa disertai tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja

"Pengungsi dan tidak semua memakai tenda besar, tapi tenda keluarga. Bila dihitung kalau jumlah pengungsi sekitar 70 ribuan dibagi empat satu keluarga, keluarnya sekitar 18 ribuan," kata Wisnu di kantor Gubernur Sulteng di Palu, Selasa (16/10/2018).

Dia mengatakan tenda itu untuk korban gempa yang tidak memiliki rumah akibat hancur terkena gempa serta tsunami pada 28 September 2018.

Ia mengatakan saat ini telah mengalir bantuan tenda dari beberapa lembaga swadaya masyarakat serta institusi terkait ke daerah bencana di Sulteng.

"Saat ini sudah terkumpul 5.000 tenda dan Palang Merah Indonesia menyiapkan 1.300 tenda. Ternyata, NGO juga punya kekuatan, tadi disampaikan ada tambahan tenda," ujarnya usai pertemuan dengan kalangan lembaga swadaya masyarakat di Pos Pendamping Nasional (Pospenas) kantor Gubernutr Sulteng.

Tugas dan fungsi BNPB, lanjut Wisnu, tidak hanya mengkoordinasikan persoalan penanganan bencana, namun juga sebagai katalisator guna memperlancar semua mekanisme penanganan, termasuk mempermudah pengiriman dan bea masuk pelabuhan maupun bandara.

"Nanti kalau masih kurang kita mendukung yang lain atau gapnya mau berapa tenda atau dicarikan dari bantuan internasional, kalau masih kurang lagi kita siapkan dana," ungkap dia.

Ia mengatakan tenda darurat untuk tempat belajar mengajar siswa diperlukan 800 unit yang disebar di tiga daerah yang terdampak gempa disertai tsunami dan likuifaksi.

Sebelumnya, Unicef telah mengirimkan tenda 200 unit untuk tempat sekolah sementara, mengingat proses belajar mengajar siswa yang terdampak gempa di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala terganggu.

Selain itu, sejumlah lembaga swadaya masyarakat juga menyiapkan tenda-tenda tidak hanya sebagai dapur umum, tetapi juga dipakai untuk hunian korban gempa.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo