Menuju konten utama

BNPB: Salah Satu Penyebab Longsor di Sukabumi Alih Fungsi Lahan

Selain karena faktor cuaca dan kondisi tanah, longsor di Cimapag, Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi juga dipicu oleh alih fungsi lahan.  

BNPB: Salah Satu Penyebab Longsor di Sukabumi Alih Fungsi Lahan
Sejumlah warga mencari sisa harta benda yang masih bisa digunakan pasca bencana tanah longsor di kampung adat Sinarresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1/2019). ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan sejumlah penyebab tanah longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Longsor itu terjadi pada Senin (31/12/2018) kemarin, dan berdasar data sementara, menyebabkan 15 korban tewas dan 20 orang lainnya belum ditemukan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan longsor terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi, kemiringan lereng yang terjal, dan sifat tanah yang mudah menyerap air serta konturnya gembur.

Selain itu, kata dia, longsor juga disebabkan oleh alih fungsi lahan di kawasan perbukitan tersebut.

"Ini fenomena bencana alam, tetapi ada faktor antropogenik dalam hal ini. Di mana daerah-daerah yang seharusnya menjadi kawasan konservasi, karena kemiringan lereng yang [lebih] 30 derajat, saat ini menjadi kawasan budidaya [pertanian]," ujar Sutopo di kantornya, Jakarta Timur pada Rabu (2/1/2019).

"Apalagi, daerah di sini [Cimapag], sebagian besar penggunaan lahan adalah [untuk] sawah. Otomatis terjadi volume aliran permukaan yang banyak," Sutopo menambahkan.

Oleh Karena itu, Sutopo mengimbau agar pemerintah daerah di Kabupaten Sukabumi meninjau kembali kondisi wilayah pemukiman warga yang masuk dalam zona rawan bencana longsor.

Terlebih lagi dalam catatan BNPB, tanah longsor menjadi bencana tertinggi di Kabupaten Sukabumi, dengan total 132 kejadian selama periode 2009 hingga 2018.

"Tata ruang dan implementasinya menjadi kunci untuk mengatasi longsor. Jika dibiarkan saja maka longsor menjadi bom waktu yang selalu terjadi saat musim hujan," ujar Sutopo.

Sementara ini, BNPB mencatat dampak longsor itu adalah 30 rumah rusak berat, 15 orang meninggal dunia (11 sudah teridentifikasi dan 4 lainnya masih dalam proses), 3 orang luka-luka, dan 20 orang masih dalam pencarian. Sementara korban selamat tercatat 63 orang.

Baca juga artikel terkait LONGSOR DI SUKABUMI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom