Menuju konten utama

BNPB Prediksi Bencana Abrasi di 2020 Meningkat Karena Krisis Iklim

Sepanjang 2019 terjadi 18 bencana abrasi atau gelombang pasang di seluruh Indonesia.

BNPB Prediksi Bencana Abrasi di 2020 Meningkat Karena Krisis Iklim
Suasana permukiman yang terdampak abrasi di Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/11/2019). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada 2019 terjadi 18 bencana abrasi atau gelombang pasang di seluruh Indonesia. Meski angkanya kecil, tapi diduga kejadiannya akan terus meningkat seiring dengan krisis iklim.

"Ini trennya tiap tahun ada, memang sedikit tapi makin lama saya kira makin tinggi prakirannya karena ada global warning dan lain sebagainya," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam paparan Kaleidoskop Bencana 2019 di Graha BNPB, Jakarta Timur pada Senin (30/12/2019).

Setidaknya terjadi 18 bencana abrasi di Indonesia sepanjang 2019. Kejadiannya hampir selalu terjadi sepanjang tahun, pada Januari tercatat ada 2 kejadian, pada Juni ada 5 kejadian, Oktober 2 kejadian, dan Desember 1 kejadian.

Akibat bencana itu tercatat ada 1 orang tewas, 5 orang luka-luka, dan 3.782 orang mengungsi.

Selain itu, abrasi juga telah mengakibatkan kerusakan pada properti pribadi dan fasilitas umum. Total ada 103 bangunan rusak berat, 10 bangunan rusak sedang, dan 103 bangunan rusak ringan, termasuk satu rumah ibadah.

"Ini perlu diwaspadai juga karena ini ke depannya akan makin besar," kata Agus.

Secara keseluruhan, menurut Agus terjadi 3.768 bencana di Indonesia sepanjang 2019. Bencana puting beliung menjadi yang paling mendominasi.

Agus menyebut terjadi 1.370 kejadian puting beliung sepanjang 2019. Selain itu, juga terdapat 764 bencana banjir, 746 kebakaran hutan dan lahan, 710 tanah longsor, 123 kejadian kekeringan, 30 kasus gempa bumi, 18 gelombang pasang dan abrasi, dan 7 kasus letusan gunung berapi.

Akibat bencana tersebut, setidaknya terdapat 478 orang meninggal dunia, 109 orang hilang, dan 3.419 orang luka luka. Lalu, 6,1 juta orang disebut menderita dan mengungsi.

Kemudian, bencana juga mengakibatkan kerugian materiil. Total terdapat 73.427 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 15.765 rusak berat, 14.548 rusak sedang, dan 43.114 rusak ringan.

BNPB juga mencatat terdapat 2017 kerusakan pada fasilitas umum akibat bencana pada 2019.

Antara lain 1.121 fasilitas pendidikan, 684 fasilitas peribadatan, dan 212 fasilitas kesehatan. Ada pula 274 kantor dan 442 jembatan mengalami kerusakan.

Baca juga artikel terkait BENCANA ALAM atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Hard news
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Zakki Amali