Menuju konten utama
Potensi Gempa Megathrust

BNPB: Potensi Tsunami 34 Meter di Selatan Jawa Bukan Hal Baru

Kalangan peneliti tsunami, menurut BNPB, sudah memetakan segmen-segmen megathrust & memodelkan tsunaminya sejak pascatsunami Aceh berikut kajian risikonya.

BNPB: Potensi Tsunami 34 Meter di Selatan Jawa Bukan Hal Baru
Peta Pulau Jawa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai potensi tsunami setinggi 34 meter (m) di selatan Jawa dan barat daya Sumatera itu bukan hal baru.

Hal ini menanggapi hasil penelitian terbaru Pepen Supendi dan tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang potensi tsunami akibat gempa megathrust di kedua wilayah tersebut.

“Kalau buat kita di BNPB dan peneliti tsunami pada umumnya, ini potensi tsunami 34 meter, itu bukan hal yang baru. Kita sudah tahu, tapi terkadang kan ketika penelitian ini dipublikasikan seakan-akan itu benar-benar suatu hal baru, yang selama ini belum pernah disentuh dan belum pernah diupayakan mitigasinya,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari atau yang akrab disapa Aam ketika dihubungi Tirto pada Kamis (10/11/2022) malam.

Bagi kalangan peneliti tsunami, sejak pasca-tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, mereka sudah memetakan bagaimana segmen-segmen megathrust dan memodelkan tsunaminya, serta bagaimana dampak (impact) rendaman tsunaminya sampai ke daerah-daerah di sekitar pesisir barat Sumatera dan selatan Jawa.

Khusus untuk BPNB, lanjut Aam, hasil-hasil penelitian seperti ini sudah mereka adopsi ke kajian pembaharuan (updating) dan kajian risiko bencana nasional khususnya untuk tsunami.

Hal ini bertujuan sebagai garis dasar (baseline) mereka dalam menentukan rencana mitigasi, rencana tata ruang, rencana kontijensi, dan rencana operasi untuk upaya mitigasinya.

“Jadi paling utama dulu, karena kalau tsunami ini kan sebenarnya dia bukan high frequency event, bukan peristiwa bencana yang terjadi sering kali kayak banjir. Dia kan terjadinya return period-nya, periode ulangnya, mungkin dari 30 sampai ribuan tahun,” jelas dia.

Aam menyebut bahwa tsunami Aceh tahun 2004 itu periode ulangnya adalah sekitar 600 tahun. Oleh karena itu, BNPB mengadopsi dahulu ke pembaharuan kajian risiko bencana nasional, lalu disusun implementasi langkah-langkah kesiapsiagaannya.

“Karena kesiapsiagaan terhadap tsunami itu tidak bisa dengan cuma ‘Oh oke ini 34 meter tsunami’. Sebenarnya fokusnya itu enggak 34 meternya, karena 34 meternya cuma satu titik dari hasil model,” kata dia.

Menurut Aam, potensi tsunami setinggi 34 m di selatan Jawa dan barat daya Sumatera ini belum tentu akan terjadi, meskipun skenario gempanya mencapai 8,9 magnitudo (M) terjadi. Dia menganggap bahwa jika berfokus pada potensi tsunami setinggi 34 m itu salah, karena tsunami hanya setinggi 50 sentimeter (cm) pun bisa membunuh manusia.

“Sekarang kita bayangkan, kota mana yang bisa tahan dari 34 meter, itu kan sama saja kita biarkan seluruh kota pesisir di Indonesia balik kanan semua,” tutur Aam.

Baca juga artikel terkait POTENSI GEMPA MEGATHRUST atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri