Menuju konten utama

BNPB: Korban Meninggal Gempa Sulteng per 11 Oktober Capai 2.073

Korban meninggal terbanyak ada di Kota Palu.

BNPB: Korban Meninggal Gempa Sulteng per 11 Oktober Capai 2.073
Relawan dan warga bergotong royong menarik tambang ketika melakukan evakuasi korban di Wani I, Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/18

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hingga Kamis (11/10/2018) pukul 13.00 WITA, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa dan tsunami di wilayah Palu, Donggala dan sekitarnya mencapai 2.073 orang.

"Semua korban meninggal dunia sudah dimakamkan setelah diidentifikasi, baik secara massal maupun oleh keluarganya," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip Antara.

Kebanyakan dari korban meninggal itu, kata Sutopo, akibat hantaman tsunami. Selain itu, adapula karena tertimpa bangunan dan tertimbun lumpur karena likuifaksi.

Sutopo merincikan, korban meninggal di Palu mencapai 1.663 orang, Kabupaten Donggala 171 orang, Kabupaten Sigi 223 orang, Kabupaten Parigi Moutong 15 orang dan satu orang di Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Menurut dia, banyaknya korban meninggal di Kota Palu adalah karena wilayah itu berada di dekat pantai. Pasalnya, sepanjang teluk dihantam tsunami berketinggian 2,2 meter hingga 11 meter lebih dalam jarak setengah kilometer dari pantai.

Dari seluruh korban meninggal tersebut, Sutopo mengatakan, sebanyak 994 orang dimakamkan secara massal dan 1.079 orang dimakamkan oleh keluarganya.

Selain itu, sebanyak 680 orang dilaporkan hilang. Sementara korban luka-luka yang dirawat mencapai 10.679 orang dengan rincian: 2.549 orang luka berat dan 8.130 orang luka ringan.

"Pengungsi berjumlah 87.725 jiwa. Sebanyak 78.994 jiwa mengungsi di 112 titik di wilayah Sulawesi Tengah, sedangkan 8.731 jiwa di luar Sulawesi Tengah," kata Sutopo.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto