Menuju konten utama

BNPB: Kanker Paru-Paru yang Diderita Sutopo Menyebar ke Organ Lain

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Cina pada Minggu (7/7/2019) karena kanker paru-paru.

BNPB: Kanker Paru-Paru yang Diderita Sutopo Menyebar ke Organ Lain
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9/2018). ANTARA/Aprilio Akbar

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kanker paru-paru yang diderita Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho sudah menyebar ke organ vital lain.

"Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh," demikian menurut keterangan tertulis Humas BNPB yang diterima Tirto, Minggu (7/7/2019).

Sutopo divonis mengidap kanker paru-paru stadium IVB pada akhir Desember 2017. Ia berpulang pada Minggu (7/7/2019) pukul 01.20 WIB di Guangzhou, Cina saat menjalani pengobatan.

Sutopo yang dikenal aktif menyebarkan informasi soal bencana ini menjalani pengobatan penyakit kanker di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Cina, sejak 15 Juni 2019.

Sejak divonis kanker, Sutopo gigih berobat dan tetap menginformasikan berbagai bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.

"Bahkan beliau masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempa bumi Lombok dan gempa bumi Palu di tengah rasa sakit yang menderanya," tulis Humas BNPB.

Kanker paru-paru adalah salah satu kanker dengan penderita terbanyak di dunia. Kematian akibat kanker ini di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker kolon, dan kanker prostat.

Spesialis pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi FKUI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam keterangan tertulis menyatakan satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia.

"Risiko mendapat kanker paru meningkat dengan pertambahan usia, dan laki-laki lebih sering dari perempuan," ungkap Tjandra.

Beberapa gejala kanker paru-paru di antaranya ialah perubahan jenis dahak, nyeri dada atau punggung, batuk darah dan sulit menelan.

Bila menemukan gejala ini, Tjandra menyarankan agar dilakukan pemeriksaan yakni anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan, bronkoskopi atau biopsi jarum.

Baca juga artikel terkait BERITA DUKA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH