Menuju konten utama

BNPB Dorong Perencanaan Pembangunan Perhatikan Risiko Bencana

BNPB menyatakan sedang berupaya mendorong agar perencanaan pembangunan memperhatikan risiko bencana. 

BNPB Dorong Perencanaan Pembangunan Perhatikan Risiko Bencana
Kepala BNPB Doni Mornardo (kanan) berbincang dengan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja sebelum mengikuti rapat terbatas dengan tema Peningkatan Kesiagaan Menghadapi Bencana di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (14/1/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja menyatakan lembaganya akan menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo agar perencanaan pembangunan memperhatikan risiko bencana.

Menurut Wisnu, Jokowi menyampaikan hal itu saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Nasional BNPB di Surabaya pada awal Februari lalu.

"Pak Presiden bilang kalau mau membangun harus memperhatikan resiko [bencana] yang ada di wilayah tersebut," ujar Wisnu di kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (28/2/2019).

Terkait arahan Presiden Jokowi, Wisnu mengatakan BNPB sudah mulai melakukan kordinasi dengan sejumlah kementerian. Wisnu optimistis kesadaran terhadap pentingnya mitigasi risiko bencana dalam perencanaan pembangunan sudah semakin meningkat.

Dia menambahkan investor juga akan semakin tertarik menanam modal di Indonesia jika perencanaan pembangunan sudah sesuai standar mitigasi bencana. “Bahwa Indonesia sudah aman [bencana], mereka juga akan tenang," ujarnya.

Misalnya, ia memberikan contoh, apabila ada yang ingin membangun gedung perkantoran di area yang berpotensi gempa bumi, struktur bangunannya harus dibuat benar-benar tahan goncangan.

Sejauh ini dalam pengamatan Wisnu, sudah ada yang menerapkan konsep seperti itu, yakni pengelolaan kawasan Nusa Dua di Bali oleh Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC). Wisnu menilai pembangunan sebagian besar hotel di kawasan itu sesua dengan tata ruang dan mitigasi bencana.

"Tidak ada hotel yang dibangun kurang dari 100 meter batas pantai. Mereka juga punya tim untuk mengevaluasi, kalau ada yang mau mendirikan hotel harus dengan standar skala 8. Pada lantai bawah tidak untuk kamar, jadi ketika tsunami akan aman," kata dia.

Dia menambahkan, "Kalau ada hotel yang hanya memiliki satu lantai dan terjadi tsunami, mereka buat MoU dengan [gedung] tetangganya yang memiliki beberapa lantai untuk dijadikan tempat evakuasi."

Wisnu mengkritik anggapan banyak pihak selama ini bahwa ketika informasi mengenai risiko bencana di suatu wilayah bisa menyurutkan sektor pariwisata di sana.

"Saya ingat tahun 2007 ketika memberikan edukasi itu di perhotelan sempat ditolak. Bikin takut turis katanya. Justru kalau kita memberikan informasi yang jelas, mereka tidak akan takut," ujarnya.

Baca juga artikel terkait BENCANA ALAM atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom