Menuju konten utama

BMKG: Waspda Cuaca Ekstrem selama Periode Mudik Lebaran 2023

BMKG memprakirakan potensi hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat di Aceh, Sumsel, Jabar, Kaltara, Sulut dan Papua pada 15-21 April 2023.

BMKG: Waspda Cuaca Ekstrem selama Periode Mudik Lebaran 2023
Sejumlah pengendara sepeda motor memakai mantel hujan saat melintasi perempatan Jalan Ahmad Yani di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (21/12/2022).ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/YU

tirto.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah saat periode mudik lebaran Idulfitri 1444 Hijriah/2023 Masehi.

Dwikorita mengimbau para pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama arus mudik dan balik tahun ini.

“Untuk periode 22-28 April, daerah merah (potensi hujan lebat) masih relatif sama yaitu di Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Kemudian daerah merah untuk arus balik 29 April-5 Mei yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua,” kata Dwikorita, Senin (10/4/2023).

BMKG memprakirakan potensi hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat di enam wilayah selama periode 15-21 April 2023. Wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Papua.

Sementara daerah lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua Barat.

Dwikorita menjelaskan saat ini Indonesia memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.

“Beberapa waktu yang lalu BMKG sendiri juga telah memprediksi musim kemarau akan lebih awal terjadi pada bulan April meliputi wilayah Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara itu, wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan dan Papua bagian selatan.

Saat peralihan musim seperti saat ini, Dwikorita menyampaikan arah angin bertiup sangat bervariasi. Hal tersebut mengakibatkan kondisi cuaca bisa tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

“Namun, secara umum cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam,” kata dia.

Dwikorita menjelaskan awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh saat pagi menjelang siang, berbentuk seperti bunga kol dan warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. Menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

“Kondisi ini juga yang menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Maka dari itu kami mengimbau kepada seluruh pemudik, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik,” ujar Dwikorita.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengharapkan masyarakat untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan.

“Jika dirasa tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan sebaiknya ditunda sampai menunggu cuaca kembali normal. Terutama para pemudik jalur darat dan juga laut,” ujar Fachri.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan