Menuju konten utama

BMKG Sebut Tak Ada Titik Api di Sumatera Barat

"Berdasarkan pantauan, titik api di Sumatera Barat nihil," Yudha Nugraha

BMKG Sebut Tak Ada Titik Api di Sumatera Barat
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau, Sumatera Barat, menyatakan tidak ada titik api yang terpantau di provinsi tersebut.

Dua hari lalu, data pengamatan dari satelit modis terpantau lima titik api di wilayah Pasaman dekat dengan Riau, serta satu di Pesisir Selatan dengan tingkat kepercayaan cukup tinggi.

"Berdasarkan pantauan, titik api di Sumatera Barat nihil," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha dihubungi dari Payakumbuh, Jumat.

Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh hujan yang sudah sering turun di beberapa daerah yang berpotensi timbulnya titik api.

Beberapa hari ke depan, pihaknya juga memperkirakan beberapa daerah diguyur hujan dengan intensitas ringan, yakni di wilayah Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Kabupaten Solok, Sijunjung, dan Solok Selatan.

Meskipun begitu, pihaknya tetap meminta pemangku kepentingan agar tetap mewaspadai kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat dan pemangku kepentingan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena berpotensi meluas sehingga sulit dikendalikan.

"Kemudian juga jangan sembarangan membuang puntung rokok di lahan yang kering," kata dia. Ia menyebutkan secara umum suhu udara Sumbar 19 hingga 31 derajat celsius, kelembaban udara 65 sampai 98 persen, dan arah angin dari barat ke timur laut dengan kecepatan 15 kilometer per jam.

Sebelumnya Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengingatkan masyarakat khususnya pemilik ladang atau kebun untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

"Risiko kebakaran hutan dan lahan tertinggi terjadi di Kabupaten Pasaman," ujarnya.

Selain melakukan sosialisasi kepada warga, Pemprov Sumbar juga meminta masing-masing bupati dan wali kota untuk memastikan bencana kebakaran hutan dan lahan bisa diminimalkan.

Baca juga artikel terkait TITIK API

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora