Menuju konten utama

BMKG: Penambahan Titik Api Kembali Intai Riau

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru telah mendeteksi sebanyak 22 titik panas di tujuh kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Riau.

BMKG: Penambahan Titik Api Kembali Intai Riau
Petugas pemadam kebakaran kota pekanbaru berusaha memadamkan bara api ketika terjadi kebakaran di lahan gambut di Pekanbaru, Riau. Foto/Antara

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru telah mendeteksi sebanyak 22 titik panas di tujuh kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Riau. Data ini diperoleh berdasarkan pencitraan modis satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB hari ini, (31/3/2016).

"Tiga wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak adalah Dumai dan Rokan Hilir masing-masing enam titik dan Bengkalis lima titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Kamis, (31/3/2016).

Sementara itu, lima titik panas lainnya menyebar yakni dua di Pelalawan dan satu titik masing-masing di Indragiri Hilir (Inhil), Indragiri Hulu (Inhu) dan Meranti.

Sugarin mengatakan lonjakan titik panas itu tidak hanya terpantau di Riau, namun juga di sejumlah provinsi di Sumatera. Total keberadaan titik panas itu berjumlah ada 63, yang terdiri dari 22 titik di Riau, di Kepulauan Riau terpantau 16 titik, Aceh sembilan titik, Sumatera Utara 14 titik,serta Sumatera Barat dua titik panas.

Data ini menggambarkan besarnya potensi Karlahut (Kebakaran Lahan dan Hutan) di provinsi Riau mengingat delapan dari 22 titik panas di provinsi ini mengindikasikan kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Persebaran delapan titik api potensial di Provinsi Riau tersebut mencakup Bengkalis tiga titik, Dumai dua titik dan satu titik masing-masing Pelalawan dan Indragiri Hulu.

Keberadaan titik panas maupun titik api di Riau terpantau cukup fluktuatif. Pada Rabu, (30/3/2016) pagi, BMKG hanya mendeteksi lima titik panas di Riau sebelum kemudian melonjak tajam mencapai 21 pada sore hari.

Keberadaan puluhan titik panas di Riau terpantau sejak Rabu lalu (30/3) lalu sehingga jarak pandang di sejumlah wilayah terpantau menurun berkisar antara 4-6 Kilometer.

Sugarin menjelaskan bahwa sejumlah wilayah pesisir Riau saat ini cukup rawan terjadi Karlahut lantaran intensitas hujan sangat sedikit. Selain itu, kondisi geografis di wilayah tersebut yang berada berbatasan dengan laut juga akan mempersulit untuk melakukan pemadaman karena kondisi angin yang cukup kuat.

"Kita "warning" yang di sana, kondisi cukup panas, temperatur tinggi sehingga kebakaran berpotensi meluas dengan mudah," ujarnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI GEOFISIKA atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra