Menuju konten utama

BMKG Minta Warga Tak Panik Terkait Daftar Daerah Rawan Gempa

Saat ini kita justru harus merespons semua informasi tersebut dengan upaya mitigasi yang konkret.

BMKG Minta Warga Tak Panik Terkait Daftar Daerah Rawan Gempa
Ilustrasi Gempa Bumi. foto/IStockphoto

tirto.id - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono meminta kepada masyarakat agar tak panik berlebih terkait informasi soal daftar daerah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami.

Daryono mengatakan, saat ini kita justru harus merespons semua informasi tersebut dengan upaya mitigasi yang konkret.

Beberapa upaya mitigasi yang konkret menurut Daryono seperti membangun rumah tahan gempa, menata ruang pantai yang aman tsunami, belajar cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami, evakuasi mandiri tsunami, dan meningkatkan kemampuan dalam merespons peringatan dini.

"Gempa dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat kita hentikan, tetapi yakinlah bahwa kita akan mampu mengurangi risikonya dengan upaya mitigasi nyata dan sungguh-sungguh," ujarnya kepada redaksi Tirto.

Daerah di Indonesia yang rawan atau berpotensi gempa dan tsunami

Melansir laman Antara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah memetakan 10 wilayah yang berpotensi terjadinya gempa dan tsunami.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, mengatakan potensi itu dilihat dari data seismic gap, distribusi B-value, dan zona aktif gempa Januari 2021.

10 wilayah di Indonesia yang berpotensi gempa dan tsunami serta patut untuk di waspadai, yaitu,

1. Mentawai

2. Lampung

3. Selat Sunda

4. Banten

5. Selatan Bali

6. Sulawesi Utara

7. Aceh

8. Sorong

9. Matano, Sutawesi Tengah

10. Lembang

Zona megatrust yang rawan gempa serta rawan tsunami dan patut diwaspadai adalah,

1. Kepulauan Mentawai

2. Selat Sunda

3. Selatan Bali

4. Sulawesi Utara

5. Laut Maluku

6. Utara Papua

7. Laut Banda

Sedangkan zona sesar aktif yang patut diwaspadai yaitu,

1. Sesar Lembang (Jawa Barat)

2. Sesar Matano (Sulawesi Tengah)

3. Sesar Sorong (Papua Barat)

4. Sesar Segmen Aceh

"Dengan meningkatnya aktivitas gempa pada Januari 2021 dan informasi zona aktif gempa, kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik tetapi waspada," tegas Daryono.

Selama Januari 2021 di Indonesia terjadi 646 kali gempa

Selama Januari 2021 BMKG mencatat telah terjadi gempa tektonik sebanyak 646 kali dalam berbagai magnitudo dan kedalaman di wilayah Indonesia. Jumlah gempa ini lebih tinggi dari rata-ratanya untuk Januari, yaitu sebanyak 555 kali.

"Secara umum pada Januari 2021 aktivitas gempa di wilayah Indonesia didominasi gempa kecil dengan kekuatan kurang dari 5,0 terjadi sebanyak 619 kali. Sedangkan gempa signifikan dengan magnitudo diatas 5,0 terjadi 27 kali," ujar Daryono.

Menurutnya gempa dengan kategori dirasakan (felt earthquake) terjadi sebanyak 85 kali, jumlah ini cukup tinggi mengingat pada Januari 2020 lalu terjadi gempa dirasakan 54 kali.

Selama Januari 2021 hampir setiap hari di wilayah Indonesia terjadi gempa dirasakan bahkan pada 14 Januari 2021, dalam sehari terjadi gempa dirasakan sebanyak 8 kali.

Menurut catatan BMKG, selama Januari 2021 di Indonesia terjadi gempa merusak 3 kali, yaitu:

1. Gempa Bahodopi, Morowali, Sulteng, magnitudo 4,9 pada 4 Januari 2021 menyebabkan beberapa rumah rusak.

2. Gempa Majene dan Mamuju, Sulbar, magnitudo 5,9 dan 6,2 pada 14 dan 15 Januari 2021 menyebabkan 105 orang meninggal dunia dan ribuan rumah rusak.

3. Gempa Talaud, Sulut, magnitudo 7,1 menyebabkan beberapa rumah rusak.

Peta seismisitas dapat mengidentifikasi zona aktif gempa atau daftar wilayah yang rawan gempa dan tsunami Januari 2021, yaitu

- Aceh

- Nias

- Bengkulu

- Lampung

- Lombok

- Sumbawa

- Sumba

- Sulawesi Barat

- Sulawesi Tengah

- Gorontalo

- Laut Maluku

- Seram

"Aktivitas gempa di zona aktif ini masih dapat berlajut hingga Februari 2021 tetapi juga dapat berakhir dan bergeser ke wilayah lain," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH