Menuju konten utama

BMKG Imbau Waspadai Kebakaran Lahan Saat Musim Kemarau

Sejumlah wilayah yang perlu diwaspadai kebakaran hutan dan lahan yaitu dari Sumatera, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantang Tengah, hingga Kalimantan Timur.

BMKG Imbau Waspadai Kebakaran Lahan Saat Musim Kemarau
Deputi bidang Klimatologi BMKG Herizal (tengah), Deputi bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo (kedua kiri) pada saat Konferensi pers terkait 'Prakiraan Musim Kemarau 2019 dan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Sejumlah Wilayah Indonesia' di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019). tirto.id/Riyan Setiawan

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar penduduk di sejumlah daerah mewaspadai musim kemarau lebih awal.

Sejumlah provinsi mengalami kemarun lebih awal yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Selain itu, sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau serta Kalimantan Timur dan Selatan.

"Untuk kemarau tahun ini [2019], saya sampaikan ada yang memang lebih cepat dari biasanya. [Yaitu] di NTT dan NTB, dan ada juga yang lebih kering dari biasanya, kemudian juga sebagian tempat ini juga lebih kering," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal saat di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).

Herizal menjelaskan, kekeringan yang terjadi di beberapa daerah tersebut hampir sama rata. Namun, kekeringan yang lebih luas salah satunya berada di daerah Jawa, tetapi tak sampai menimbulkan dampak kebakaran lahan.

"Kalau kita perhatikan, beberapa tempat di Jawa di bulan Juli, hampir di sebagian selatan equator itu lebih kering dibanding normal, dibanding biasanya," ujar dia.

Herizal juga menuturkan, wilayah yang harus diwaspadai kebakaran hutan dan lahan yaitu berada di daerah Sumatera, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantang Tengah, dan Kalimantan Timur.

"Di Riau diantisipasi sampai paling tidak bulan Oktober," tutur dia.

Ia juga mengatakan, pada 2019, diprediksi musim kemarau terjadi selama 2-10 bulan. Namun, bergantung kondisi wilayah tersebut.

"Kita punya tiga zona musim, ada yang musim kemaraunya pendek, ada yang mungkin panjang," terang dia.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG itu pun mengatakan, puncak musim kemarau tahun 2019 diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus dan September.

Oleh karena itu, Herizal mengimbau kepada lembaga terkait seperti pemerintah daerah dan elemen masyarakat untuk waspada dan bersiap terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada musim kemarau.

"Terutama wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," kata Herizal.

Baca juga artikel terkait MUSIM KEMARAU atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hard news
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali