Menuju konten utama
Prakiraan Cuaca di Jabodetabek

BMKG: Hujan Sedang-Lebat Landa Jabodetabek hingga Februari 2023

BMKG mengingatkan saat ini wilayah Jabodetabek sudah memasuki periode puncak musim hujan.

BMKG: Hujan Sedang-Lebat Landa Jabodetabek hingga Februari 2023
Pengendara sepeda motor menggunakan mantel saat hujan di kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) terjadi hingga Februari 2023.

"Saat ini ada beberapa faktor dinamika atmosfer yang dapat memicu potensi peningkatan hujan di wilayah Jabodetabek untuk sepekan ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Guswanto mengemukakan faktor pemicunya antara lain aktifnya Gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator dan MJO (Madden Jullian Oscillation) yang diprediksi aktif kembali di sekitar Samudra Hindia bagian barat Sumatra pada periode akhir Januari.

"Kemudian, adanya pola-pola konvergensi (perlambatan angin) di Jawa bagian barat yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan di sekitarnya," kata dia.

Pada periode 19-25 Januari 2023, Guswanto menyampaikan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jabodetabek. Prakiraan cuaca itu terutama pada kisaran periode siang-sore hari.

Guswanto juga menyampaikan saat Imlek 2023, sebagian wilayah Jabodetabek berpotensi hujan dengan intensitas ringan-sedang dengan peluang lebat dalam durasi singkat terutama pada siang menjelang sore hari.

"Potensi hujan masih harus diwaspadai dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dalam durasi singkat," katanya.

Guswanto mengingatkan saat ini wilayah Jabodetabek mulai memasuki periode puncak musim hujan. Potensi cuaca ekstrem itu dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi (genangan, banjir, banjir bandang, longsor) dapat terjadi hingga Februari mendatang.

"Maka BMKG mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem dan terjadinya bencana," katanya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Lakukan penataan lingkungan dengan lebih baik untuk mencegah terjadinya bencana," katanya.

Masyarakat diminta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Lakukan hal itu secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga artikel terkait PRAKIRAAN CUACA JABODETABEK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan