Menuju konten utama

BMKG: Gempa M 5,2 di Bali akibat Aktivitas Subduksi Lempeng

Hasil pemodelan oleh BMKG menunjukkan gempa bumi di wilayah selatan Bali ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

BMKG: Gempa M 5,2 di Bali akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
Ilustrasi Gempa. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo (M) 5.2 di wilayah selatan Bali, Senin (10/4/2023) pagi.

"Hari Senin 10 April 2023 pukul 07.36 dan 07.37 WIB wilayah Samudera Hindia Selatan Bali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 4,9 dan M 5,0," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui keterangan tertulis, Senin.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,66° LS; 115,09° BT dan 9,66° LS; 115,12° BT. Gempa berlokasi di laut pada jarak 86 kilometer arah Selatan Kota Denpasar, Bali, pada kedalaman 49 km dan 50 km.

Menurut Daryono, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kuta, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Gempa juga dirasakan di Kuta Selatan, Karangasem, dan Sumbawa Barat dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucapnya.

Hingga pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujar Daryono.

Baca juga artikel terkait GEMPA BALI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan