Menuju konten utama

Blog dan Revolusi

Blog bukan sekadar buku harian online. Ia menjadi sebuah kekuatan di dunia maya yang memberikan pengaruh besar.

Blog dan Revolusi
Ilustrasi blog. FOTO/Istock

tirto.id - Di awal kemunculannya, Blog merupakan kegiatan yang ringan, remeh-temeh, dan hanya dianggap sebagai transformasi dari menulis di buku harian. Kini, blog telah jauh melampaui batasan demikian. Blog berisi konten-konten yang kuat, padat, dan terkadang menjadi rujukan utama para pembacanya.

Hari ini, blog memiliki banyak tema-tema khusus, mulai dari soal film, teknologi, olahraga, hingga politik. Blog merupakan alternatif lain bagi para pengguna internet untuk memperoleh informasi di luar monopoli media-media besar.

Blog dianggap memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki media konvensional ataupun media-media yang memonopoli informasi arus utama. Pertama, Blog adalah medium personal. Blog biasanya digarap oleh satu orang blogger ataupun sekelompok kecil orang saja, sehingga nuansanya lebih personal.

Kedua, blog memangkas sistem produksi dalam skema penyebaran informasi konvensional. Blog menerabas editor-penerbit-pemilik dan kepentingan pengiklan dalam menerbitkan sebuah konten. Blog mandiri dan terbebas dari intervensi.

Singkat cerita, blog bagaikan perjuangan “Winamp” di musik yang telah berhasil memberikan kemampuan bagi banyak orang, mendengarkan lagu-lagu bajakan dengan leluasa. Blog melakukan perjuangan tersebut dengan konten-konten yang diterbitkannya.

Awal Kemunculan

Desember 1997, istilah “weblog” atau “logging the web” diperkenalkan pada dunia internet. Seorang programmer bernama Peter Merholz pada April 1999, memangkas istilah tersebut hanya menjadi “blog”. Semenjak itu, perlahan tapi pasti, popularitas blog meningkat. Pada Agustus 2001, Nick Denton, yang bisa dianggap sebagai pendekar blog, meluncurkan blog bernama Gizmodo.

Sejak Gizmodo lahir, blog bukan hanya hobi ecek-ecek. Banyak media-media online besar dulunya berawal dari blog. Selain Gizmodo dan berbagai blog sukses yang diciptakan Denton, ada nama-nama besar seperti Mashable atau Techcrunch, yang lahir dari sebatas blog, kini telah menjadi media online besar.

Secara statistik, sebagaimana dikutip dari Technorati, di tahun 2010, sebaran blogger terbesar berada di Amerika Serikat. Negeri abang Sam tersebut, menyumbang 33 persen populasi blogger di dunia. Hanya 8 persen populasi blogger di dunia, berasa dari Asia Pasifik.

Penelitian yang dilakukan Technorati juga mengungkapkan sebanyak 64 persen blogger merupakan bagian dari kegiatan hobi. Artinya, mereka tidak memperoleh penghasilan dari menerbitkan konten di blog yang mereka rawat. Hanya 21 persen blogger yang mengaku bahwa mereka menjadi blogger sebagai “self-employed”.

Selanjutnya, blogger mayoritas didominasi oleh mereka yang berusia 18 hingga 44 tahun. Dan 79 persen blogger yang menjadi responden, memiliki titel dari kampus. Dengan data tersebut, blog dan blogger merupakan buah karya anak-anak muda yang memiliki pikiran segar nan luas yang diaplikasikan melalui konten-konten yang mereka terbitkan.

New York Magazine melansir pada Januari 2005, 23 juta orang Amerika Serikat, membaca blog. Di Indonesia sendiri, sebagaimana dikutip dari Antara, di tahun 2015, dari 88,1 juta pengguna internet di Indonesia, 3,5 persennya adalah blogger.

infografis blog

Pengaruh Blog

Blog dan blogger adalah bagian yang tidak terpisahkan di dunia internet hari ini. Sebagaimana disinggung di awal, blog adalah alternatif memperoleh informasi dari media-media konvensional. Dengan kemampuannya tersebut, blog juga bisa digunakan sebagai media pembawa perubahan.

Sean Aday melalui tulisannya berjudul “Blog and Bullets” mengungkapkan bahwa blog merupakan sebuah partisipasi individual. Mengelaborasi perkataan Hillary Clinton, yang kala itu menjabat sebagai menteri, blog dan internet secara menyeluruh, bisa dimanfaatkan sebagai medium mempromosikan kebebasan dan transformasi politik global. Blog dan internet secara keseluruhan juga bisa dimanfaatkan untuk menulis ulang aksi dan keterlibatan politik. Artinya, dengan blog, seseorang individu bisa mengubah bagaimana dunia bekerja menjadi lebih baik.

Salah satu contohnya, seperti ditulis oleh Svetlana V. Kulikova dalam “Blogging Dawn the Dictator?”, sebuah blog bernama Akaeve.net, berhasil melakukan advokasi pada masyarakat dalam gunjangan “revolusi tulip” di Kirgistan. Blog digunakan, untuk memperoleh perhatian bagi dunia politik yang represif di suatu negeri.

Selain itu, Kulikova juga mencontohkan bagaimana blog dimanfaatkan dengan sangat baik dalam hal kemanusiaan. Pada saat Tsunami menerjang di tahun 2004, blog dijadikan sarana informasi utama sebagai medium memperoleh informasi yang relevan terhadap tragedi tersebut.

Kini, blog memiliki medium lain. dari hanya sebatas teks dan grafis, blog juga merambah bentuk video, terutama dengan adanya Youtube. Vlog atau Video Blogging atau Video Logging merupakan cara baru orang-orang menyampaikan ide dan gagasannya melalui video. Sama seperti blog, vlog juga digunakan dari hal remeh-temeh menjadi hal-hal yang serius.

Diberitakan Antara, Amos Yee, seorang pemuda asal Singapura, vlogger, dan blogger memperoleh suaka politik dari Amerika Serikat. Ia memperoleh suaka, setelah sebelumnya sempat dijatuhi hukuman penjara oleh otoritas Singapura. Yee dianggap berbahaya melalui konten yang ia sebarkan di dunia maya. Yee pada 2015 mengunggah sebuah vlog, yang menyerang sosok mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew. Setelahnya, Yee juga bermasalah setelah dianggap menghina agama Kristen dan Islam melalui konten yang ia publikasikan. Yee, melalui medium blog maupun vlog, sering mengunggah konten kontroversial.

Namun, hakim imigrasi di wilayah Chicago, Amerika Serikat, Samuel Cole mengungkapkan, “(hukuman bagi Yee) merupakan tindakan aniaya terhadap kebebasan berpandangan dan berpendapat politik, yang menyebutnya sebagai pembangkang politik muda.”

Blog dan kemudian vlog, merupakan medium menyampaikan pendapat alternatif yang terkadang -untuk tidak mengatakan sering- tidak bisa dimuat media konvensional. Blog, bisa berupa hal remeh temeh ataupun hal yang menggetarkan. Anda pilih yang mana?

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti