Menuju konten utama

Black Hole Bukan Pembentuk Materi Gelap di Alam Semesta?

Para ilmuwan menemukan bahwa lubang hitam bukan pembentuk materi gelap alam semesta.

Black Hole Bukan Pembentuk Materi Gelap di Alam Semesta?
ilustrasi Black hole. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sebagian ilmuwan mengetahui bahwa 85 persen alam semesta terdiri dari materi gelap. Gaya gravitasinya mencegah bintang-bintang di Bima Sakti terbang terpisah. Namun, mengenai black hole, para peneliti menemukan bahwa lubang hitam bukan pembentuk materi gelap semesta.

Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Nature Astronomy. Riset ini menggunakan eksperimen bawah tanah atau eksperimen akselerator terbesar di dunia alias Large Hadron Collider. Gagalnya pembuktian bahwa black hole adalah pembentuk materi gelap alam semesta membuat kaum ilmuwan kini mempertimbangkan Teori Hawking tentang keberadaan black hole primordial 1974 yang lahir tak lama setelah Big Bang.

Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin Kavli Institute dari University of California telah menggunakan efek pelensaan gravitasi untuk mencari lubang hitam purba antara bumi dan galaksi Andromeda.

Pelensaan gravitasi, efek yang pertama kali disarankan oleh Albert Einstein, memanifestasikan pembengkokan sinar cahaya yang berasal dari objek yang jauh seperti bintang. Pembengkokan itu terjadi akibat efek gravitasi dari objek masif yang mengintervensi seperti lubang hitam purba.

Dalam kasus ekstrim, pembengkokan cahaya seperti itu menyebabkan bintang latar belakang tampak jauh lebih terang daripada aslinya. Namun, efek pelensaan gravitasi adalah peristiwa yang sangat jarang karena memerlukan bintang di galaksi Andromeda, sebuah lubang hitam primordial yang bertindak sebagai lensa gravitasi, dan pengamat di bumi harus persis sejajar satu sama lain.

Jadi, untuk memaksimalkan peluang menangkap suatu peristiwa, para peneliti menggunakan kamera digital Hyper Suprime-Cam pada teleskop Subaru di Hawaii, yang dapat menangkap seluruh gambar galaksi Andromeda dalam satu tembakan.

Mempertimbangkan seberapa cepat black hole primordial diperkirakan bergerak di ruang antarbintang, tim mengambil beberapa gambar untuk dapat menangkap kerlipan bintang saat ia bersinar selama beberapa menit hingga beberapa jam karena pelensaan gravitasi.

Dari 190 gambar berturut-turut galaksi Andromeda yang diambil lebih dari 7 jam selama satu malam, tim menjelajahi data untuk potensi peristiwa pelensaan gravitasi. Jika materi gelap terdiri dari lubang hitam primordial dari massa yang diberikan, dalam hal ini massa lebih ringan dari bulan, para peneliti harus menemukan sekitar 1000 peristiwa.

Akan tetapi, setelah melakukan analisis yang cermat, mereka hanya bisa mengidentifikasi satu kasus. Hasil tim menunjukkan lubang hitam purba dapat berkontribusi tidak lebih dari 0,1 persen dari semua massa materi gelap, dan karena itu, tidak mungkin teorinya benar.

Baca juga artikel terkait FENOMENA ALAM atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Teknologi
Penulis: Febriansyah
Editor: Iswara N Raditya