Menuju konten utama

BKPM Optimistis Perang Dagang AS-Cina Picu Relokasi Industri ke RI

Thomas Lembong menilai perang dagang AS-Cina bisa membawa berkah bagi Indonesia. Menurut dia, perang dagang bisa memicu relokasi sejumlah pabrik perusahaan internasional ke Indonesia.

BKPM Optimistis Perang Dagang AS-Cina Picu Relokasi Industri ke RI
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (tengah) menjawab pertanyaan awak media usai mengikuti BKPM - HSBC Infrastructure Forum pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018). ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan/wsj/2018.

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong optimistis investor asing akan semakin gencar melakukan relokasi dan ekspansi kapital ke Indonesia.

"Menurut saya, [perang dagang] justru positif dan menurut saya posisinya akan semakin positif. Karena memang semakin jelas bahwa, dengan perang dagang AS dan Cina, banyak industri mau merelokasi pabriknya dari Cina ke kawasan lain," kata Thomas di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Pernyataan Thomas selaras dengan pengumuman Kementerian Perindustrian pada dua hari lalu tentang rencana Sharp Corporation dan LG Electronics menambah kapasitas pabriknya di Indonesia. Sharp dan LG akan menambah kapasitas produksi untuk pasar ekspor dan domestik.

Sharp disebut akan merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung miliknya dari Thailand ke area Karawang International Industrial City (KIIC). Sedangkan LG bakal merelokasi pabrik mesin pendingin ruangan milik perusahaan itu dari Vietnam ke kawasan Legok, Tangerang.

Thomas menjelaskan banyak investor yang sudah terdampak oleh perang dagang karena barang mereka yang diproduksi di Cina tidak bisa dipasarkan ke AS. Akibatnya, banyak investor memindahkan pabrik ke negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Mereka beralih tempat di mana investor merasa sudah punya eksposure [terkena dampak berlebihan]. Sekarang, mereka sadar harus mendiversifikasi [lokasi produksi]," ujar Thomas.

Dia menduga sebagian investor mengalihkan lokasi produksinya dari Vietnam dan Thailand karena khawatir dua negara itu dinilai sebagai 'sekutu' Cina dan dibidik AS sebagai objek baru perang dagang.

"[…] Tanpa sebut nama, katakanlah ada perusahaan internasional, kebanyakan pabriknya di negara tertentu, kalau tiba-tiba negara itu dipilih oleh presiden Trump untuk diajak berantem, gimana?" Kata Thomas.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG AS-CINA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom