Menuju konten utama

Bisakah Terapi Musik Mengurangi Rasa Sakit?

Musik dipercaya dapat membantu pasien yang sedang kesakitan karena penyakit tertentu, misalnya sakit di wilayah persendian. Tidak secara langsung menyembuhkan, tapi dapat mengurangi rasa sakit yang sebelumnya sangat menghantui. Jika ingin sembuh, harus lebih sering menyimak musik dalam bentuk terapi. Di Indonesia, sudah ada beberapa klinik terapi musik.

Bisakah Terapi Musik Mengurangi Rasa Sakit?
Musik dapat Meredakan Nyeri. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Nenek bernama Shirley Livingston mencoba memulihkan diri dari penyakit arthritis lutut di Rumah Sakit Euclid Cleveland Clinic pada Januari 2015 lalu. Lalu seorang terapis musik datang ke kamarnya dan meniup seruling selama 30 menit setiap hari. Sejak itu Livingston yakin bahwa musik secara signifikan dapat membantu menenangkan rasa sakitnya.

"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya," kata Livingston dikutip Everyday Health.

Apa yang dialami Livingston memang benar. Menurut penelitian yang dipublikasikan Clinical Rheumatology pada 2012, musik dapat meringankan rasa sakit dan kecemasan pada orang yang mengalami osteoartritis lutut. Penyakit ini terjadi pada lutut-lutut yang pernah mengalami trauma, infeksi atau cedera lain.

Untuk menguji hal itu, para peneliti membagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok mendengarkan musik, sementara kelompok lain tidak. Mereka yang mendengarkan musik melaporkan tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada yang tidak mendengarkan musik.

Menurut Don Knox, dosen audio senior dari Glasgow Caledonian University, musik memang terbukti mampu mengurangi kecemasan, ketakutan, depresi, nyeri dan tekanan darah. Selain itu, musik juga dapat membantu anak-anak saat menjalani berbagai prosedur medis terkait dengan masalah gigi, bedah dan anestesi.

Don juga menunjukkan bahwa musik memiliki efek positif yang lebih besar terhadap rasa sakit dan persepsi, mengurangi kecemasan dan meningkatkan perasaan kontrol atas rasa sakit.

Terkait hal itu, Peter Vuust dari Functionally Integrative Neuroscience (CFIN) di Aarhus University, Denmark, mengatakan pasien fibromyalgia cenderung membaik dari rasa sakit kronis setelah mendengarkan musik favorit.

“Musik juga dapat memiliki efek positif bagi penderita nyeri kronis yang menderita fibromyalgia, penyakit yang menyebabkan nyeri kronis parah pada otot dan sendi,” katanya dikutip dari ScienceNordic.

Untuk menguji pendapat itu, Peter dan kawan-kawan menguji secara langsung pasien yang mengalami rasa sakit. Mereka diminta mendengarkan musik favorit mereka. Para peneliti juga mengukur dampaknya dengan semua parameter. Hasilnya, para pasien melaporkan bahwa rasa sakit menjadi kurang.

"Jika musik dapat membantu kita untuk menurunkan dosis obat nyeri, itu fantastis." kata Peter.

Dalam kasus yang berbeda, Lisa Gallagher, terapis musik dan manajer program terapi musik di Institut Seni & Medicine di Cleveland Clinic, Ohio, mengatakan terapi musik juga dapat digunakan mengurangi nyeri pasca operasi, nyeri sendi dan berbagai bentuk penyakit arthritis. Arthritis adalah peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian.

Selain itu, Xueli Tan, PhD, asisten profesor terapi ekspresif di Lesley University di Massachusetts mengatakan: "Pergeseran fokus pasien dari rangsang nyeri dengan rangsangan musik dapat membantu menurunkan persepsi mereka tentang rasa sakit," kata Dr Tan dikutip dari Everyday Health.

Infografik Musik Bisa Menghilangkan Rasa Sakit

Proses Terapi Musik

Dalam proses penyembuhan melalui musik, Lisa Gallagher memberikan pasiennya beberapa alat musik dan mendorong mereka membuat musik yang mereka bisa. Beberapa orang bernyanyi dan beberapa orang memainkan instrumen, sesuai jenis musik yang disukai. Selain cara itu, para terapis juga memutarkan musik kepada pasien. Menurut Gallagher, cara itu dapat membantu pasien memproses musik melalui emosi mereka.

Pemutaran musik juga digunakan Dr Tan. Ia menggunakan rekaman musik dan memutarnya kepada pasien. Menurut Tan, cara seperti ini biasanya akan memudahkan terapis musik menyesuaikan tempo dalam menanggapi perubahan perilaku pasien.

"Keuntungan menggunakan rekaman musik adalah bahwa pasien dapat menggunakan musik yang sama di rumah sebagai isyarat untuk memunculkan respons relaksasi," kata Tan.

Berapa lama efek dari terapi musik akan bertahan?

Hampir selama 10 tahun menjalani profesi terapi musik, Gallagher mengatakan beberapa kasus berlangsung cukup lama. Namun untuk beberapa orang lain, pikiran akan rasa sakit akan cepat kembali.

Meski demikian, ia juga mengatakan proses penyembuhan kurang lebih sama seperti bermain musik, semakin sering dilakukan, semakin besar pula kemungkinan sembuh dan keluar dari rasa sakit.

"Semakin sering Anda melakukannya (terapi), semakin Anda akan mendapatkan itu (kesembuhan). Ini seperti belajar memainkan alat musik. Dengan latihan, itu akan lebih baik," kata Gallagher.

Dia juga mengatakan satu sesi terapis musik biasanya cukup efektif mengurangi sakit pada beberapa orang. Satu sesi biasanya bisa berlangsung selama lima menit atau selama 90 menit, dengan biaya bervariasi. Rata-rata setiap sesi dapat menghabiskan 55 dolar AS atau setara dengan Rp726.238 (dengan kurs Rp. 13.204).

Menurut American Music Therapy Association, dalam beberapa hal, terapi musik biasanya mendapat asuransi kesehatan, tetapi harus sesuai dengan anjuran dokter. Dan hal itu biasanya bagian rencana perawatan dan untuk pasien yang tinggal di rumah sakit.

Demi kesembuhan, Gallagher menyarankan mencari seorang terapi musik yang bersertifikat. Agar tak salah langkah, biasanya The American Music Therapy Association juga menyediakan beberapa daftar terapis yang tersebar di banyak daerah.

Mengingat begitu banyaknya informasi mengenai terapi musik, sampai saat ini Shirley Livingston masih menggunakan musik untuk membantunya keluar dari rasa nyeri. Dan terapi musik juga membantunya pulih dari operasi lutut: "Dokter bedah saya telah membebaskan saya, dan bilang, aku tidak perlu datang kembali," kata dia.

Livingston juga tidak pernah berpikir bahwa musik benar-benar dapat menyembuhkan rasa sakitnya, dan yang lebih penting dia telah membuktikan hal itu: “Hal itu (terapi musik) memainkan peran dalam kesembuhan saya," kata Livingston.

Terapi Musik di Indonesia

Tidak hanya di luar negeri, terapi musik juga telah diterapkan di Indonesia. sejak Maret 2015 lalu, Conservatory OF Music Universitas Pelita Harapan telah membuka klinik terapi musik untuk umum. Klinik ini berlokasi di Gedung B Ruang 406E, kampus UPH, Karawaci.

Untuk memperkenalkan terapi musik,UPH bahkan telah membuka program peminatan terapi musik pada jurusan Seni Musik sejak tahun ajaran 2007/2008.

Dikutip dari laman resmi UPH, uph.edu, mata kuliah yang dipelajari pada peminatan ini gabungan antara ilmu psikologi dan musik. Selain itu, mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan anatomi, fisiologi, dan neurologi guna mengenal lebih jauh gangguan-gangguan fisik maupun mental manusia.

Selain UPH, menurut riset yang dilakukan tirto.id, sejumlah klinik dan rumah sakit yang menerapkan terapi musik antara lain Pro Kids Clinic (Tanggerang), Siloam Hospital (Tanggerang), Tirtayu Healing Centre (Jakarta), RSIA Kemang (Jakarta), Rumah Sakit Bunda Jakarta.

Menurut beberapa pakar di Indonesia, selain meredakan nyeri, terapi musik juga dapat menyembukan berbagai macam penyakit.

Terkait hal itu, Profesor Tjut Nyak Deviana Daudsjah, pendiri Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), mengatakan kepada Antara: "Berbagai penyakit yang bisa dibantu penyembuhannya itu (terapi musik) adalah stroke, penyakit jantung, gangguan neurologis, epilepsi, serta depresi."

Selain itu, dia mengatakan, terapi musik dapat membantu menyembuhkan berbagai aspek seperti fisik, mental, emosional, estetika dan spiritual serta peningkatan keterampilan motorik dan fungsi kognitif.

"Penyakit artritis rematoid atau yang dikenal dengan istilah rematik juga dapat dibantu penyembuhannya melalui terapi musik," katanya.

Hal itu diamini spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dr Andry Reza Rahmadi SpPD MKes. Ia mengatakan rematik juga dapat disembuhkan melalui terapi musik. Rematik adalah penyakit sistemik progresif yang akan semakin parah dari waktu ke waktu.

"Adanya terapi pendukung pengobatan seperti terapi musik yang bisa membantu pasien mengatasi rasa depresi akan dapat membantu pasien melawan penyakit rematik," kata Andry.

Baca juga artikel terkait WISATA MUSIK atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Zen RS

Artikel Terkait