Menuju konten utama

Bisakah Sandiaga Uno Rebut Hati "Emak-Emak" di Pemilu 2019?

Survei LSI menyebut Prabowo-Sandiaga Uno masih kalah populer di kalangan "emak-emak" dibanding Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, Sandi mengaku sudah punya "jurus" andalan.

Bisakah Sandiaga Uno Rebut Hati
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno beraktivitas di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/8/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam hasil sigi Lingkar Survei Indonesia (LSI) yang diselenggarakan pekan lalu dengan melibatkan 1.200 responden.

Salah satu hasil survei tersebut menunjukkan adanya kecenderungan para perempuan—LSI menyebutnya dengan istilah "emak-emak"—untuk memilih Jokowi-Ma'ruf ketimbang Prabowo-Sandi. Jokowi-Ma'ruf unggul dengan tingkat kedipilihan 50,2 persen, sementara Prabowo-Sandi 30 persen.

Hasil ini, meski masih jauh dari hari pencoblosan, membuat kubu petahana semakin optimis. Wasekjen DPP PKB Daniel Djohan mengatakan hasil ini tidak terlepas dari hasil kinerja pemerintahan Jokowi empat tahun belakangan yang tepat sasaran dan menjawab kebutuhan ekonomi mikro. Ia optimistis koalisi partai pendukung Jokowi-Ma'ruf akan dengan mudah mengkampanyekan program-program Jokowi agar bisa berlanjut pada periode berikutnya.

"Ke depan, kami akan utamakan pemaparan program yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat," ujar Daniel saat dihubungi Tirto, Rabu (22/8/2018).

Tak hanya itu, tambah Daniel, koalisi Jokowi-Ma'ruf juga akan menjaring para pemilih rasional, baik segmen pemilin pemula, kaum terpelajar, dan milenial.

"Kami akan berpedoman dengan kampanye simpatik, yang menganggap semua warga adalah penting dan terhormat, jangan sampai karena beda pilihan saling ribut," imbuhnya.

Berkebalikan dengan itu, kubu Prabowo-Sandi yang diwakili Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera justru berpendapat bahwa hasil survei tersebut masih wajar lantaran masa kampanye belum dimulai.

Ia meyakini bahwa posisi tersebut akan berbalik seperti yang pernah terjadi di pilkada Jakarta. Ketika itu banyak survei menjagokan Basuki-Djarot yang bakal menang, tapi toh itu meleset. Kata Mardani, untuk merealisasikan itu koalisinya sudah menyiapkan beberapa program dan isu yang akan dibahas selama kampanye.

"Kondisi sekarang Pak Jokowi unggul wajar. Tapi dengan seiring waktu, elektabilitas Prabowo-Sandi akan meningkat. Karena baru mulai kerja sistematis," ucapnya.

Menurut Mardani, Sandiaga Uno pada dasarnya telah punya modal cukup besar dan tak kekurangan daya tarik untuk menggaet suara "emak-emak". Katanya, Sandi akan banyak berkampanye soal masalah ekonomi yang menurutnya relevan dengan aspirasi "emak-emak": misalnya ingin harga kebutuhan pokok yang terjangkau.

"Sederhana saja, lihat harga bahan pokok sekarang. Harga daging, minyak dan beras. Belum daftar yang lain," katanya.

Mardani optimistis bulan depan akan ada perubahan signifikan. Tingkat kedipilihan Prabowo-Sandi akan meningkat. "Karena efek 'wow' Sandi memang dahsyat," aku pria yang menghabiskan masa kecilnya di Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan "emak-emak" memang bakal jadi segmen yang pasti disasar koalisi oposisi untuk menusuk jantung petahana Jokowi-Ma'ruf. Caranya dengan mengeksploitasi kesusahan hidup para perempuan seperti harga sembako yang tak stabil.

Kata Adi, sesungguhnya dengan cara ini koalisi pendukung Prabowo-Sandi sedang membangkitkan segmen pemilih rasional.

"Karena core pemilih rasional adalah kondisi ekonomi keluarga. Misalnya, jika kondisi keluarga saat ini lebih baik dari zaman SBY, kemungkinan besar Jokowi akan dipilih lagi. Sebaliknya, jika kondisi keluarga saat ini lebih susah dari rezim sebelumnya, kemungkinan besar Jokowi tak akan dipilih," katanya kepada Tirto, Minggu (22/8/2018).

Sandiaga sendiri mengaku tak ambil pusing dengan hasil sigi LSI. Ia mengingatkan bahwa apa yang disampaikan lembaga survei tidak selalu benar, kredibel atau dapat dijadikan acuan dalam mengambil dan menyusun strategi.

"Survei itu, kan, biasa untuk menggiring opini. Bisa dilihat di pilkada DKI, bisa dilihat ujungnya berapa, hasilnya berapa. Saya punya survei yang tidak pernah dirilis ke masyarakat. Karena survei itu buat kami untuk memastikan bisa menangkap aspirasi masyarakat," tuturnya selepas salat Idul Adha kemarin.

Meski tak ambil pusing, toh ia juga punya jurus andalan untuk menggaet pemilih ini. Ia mengatakan: "ekonomi itu isu utama dan kami punya tawaran menarik untuk emak-emak."

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Rio Apinino