Menuju konten utama

Biografi Glenn Fredly: Mengenang Setahun Meninggalnya Sang Musisi

Berikut adalah perjalanan karier Glenn Fredly yang meninggal setahun lalu.

Biografi Glenn Fredly: Mengenang Setahun Meninggalnya Sang Musisi
Glenn Fredly. instagram/glennfredly309

tirto.id - Nama Glenn Fredly masuk dalam Google Trends pada hari ini, Jumat 9 April 2021. Kini, tepat setahun lalu, sang musikus meninggal dunia setelah melawan penyakit meningitis, tepat di usia ke-44 tahun.

Bisa dibilang, Glenn Fredly adalah salah satu musikus yang amat langka di Indonesia. Ia tidak hanya bergaul dengan kalangan artis saja, tetapi bisa dengan mudah bergaul dengan kalangan aktivis, pegiat HAM dan lain-lain.

Pada 2012 lalu misalnya, pria kelahiran Jakarta 30 September 1975 ini pernah terlibat dalam gerakan budaya Voice From The East (VOTE), digagas oleh berbagai LSM, termasuk Kiara, Jatam, KontraS, Walhi dan AMAN. Kampanye ini menyoroti empat aspek yakni, demokrasi, hak ekonomi, lingkungan hidup dan kekerasan yang menjadi sumber ketimpangan di Indonesia timur.

Saat itu, Glenn bersama VOTE mengelilingi kampus-kampus di Yogyakarta untuk menyuarakan berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia Timur. Selain itu, mereka juga mengadakan konser dan acara diskusi. Gerakan ini juga didukung oleh artis Astrid dan Edo Kondologit, penyanyi kelahiran Papua.

Di sisi lain, ia juga mendirikan Green Music Foundation (GMF) yang menjadi wadah bagi para musisi untuk menyalurkan kepeduliannya pada lingkungan dan berfokus pada pengawalan terhadap isu pemanasan global.

Infografik Mozaik Glenn Fredly

Infografik Mozaik Glenn Fredly. tirto.id/Sabit

Perjalanan Karier Glenn Fredly

Pria bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamalo ini sudah meniti karier bermusiknya sejak tahun 1995 saat menjadi vokalis Funk Section. Tiga tahun kemudian, ia muncul sebagai penyanyi solo dengan meluncurkan album debut berjudul "Gleen" (1998). Melalui album itu, lagu-lagu seperti "Kau" dan "Cukup Sudah" seakan menjadi angin segar bagi penikmat musik Indonesia.

Glenn lalu melebarkan sayapnya di dunia musik Tanah Air dengan kembali merilis album penuh keduanya, "Kembali" (2000) dengan lagu-lagu populer seperti "Kasih Putih" dan "Rame-Rame". Melalui album ini, Glenn meraih dua penghargaan bergensi di Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) 2001, yakni Karya Produksi Urban Terbaik dan Artis Solo Pria R&B Terbaik, demikian dikutip Antara.

Glenn kembali mendapatkan sejumlah penghargaan dari ajang musik terbesar di Indonesia itu selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2004-2006. Pada 2004, melalui lagu "Dibalas dengan Dusta" yang dipopulerkan Audy Item, ia ikut mendapatkan kredit di penghargaan Lagu Pop Terbaik AMI Awards.

Ia lalu menjadi Artis Solo Pria Pop Terbaik AMI Awards pada tahun 2005. Dan di tahun 2006 meraih titel Karya Produksi Jazz Terbaik melalui "Tega", serta Karya Produksi Lagu Berbahasa Asing Terbaik dan Tim Produksi Suara Terbaik untuk karya "When I Fall in Love". Glenn meraih penghargaan lainnya dari AMI Award 2019 untuk Karya Produksi Kolaborasi Terbaik dan Karya Produksi Terbaik untuk lagu kolaborasinya bersama Yovie Widianto dan Tulus, "Adu Rayu".

Glenn juga meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih di dua tahun, yakni 2014 melalui "Kembali Ke Awal" dan 2020 dengan "Cahaya dari Timur". Dari luar negeri, ia juga meraih penghargaan Anugerah Industri Musik Malaysia untuk Kategori Album Indonesia Terbaik tahun 2000 dan Lagu Terbaik Pilihan Pendengar di Planet Musik Award, Singapura, pada tahun yang sama.

Baca juga artikel terkait GLENN FREDLY atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya