Menuju konten utama

BIN Ungkap Ciri-ciri Anak Terpapar Radikalisme

Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto memaparkan sejumlah ciri-ciri seorang anak terpapar ideologi yang radikal.

BIN Ungkap Ciri-ciri Anak Terpapar Radikalisme
Ilustrasi anak terpapar readikalisme. tirto.id/Louis Lugas W.

tirto.id - Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto memaparkan sejumlah ciri-ciri seorang anak terpapar ideologi yang radikal yang perlu diwaspadai oleh orang tua.

"Dari konsep berpikir, tingkah laku, sikap kebiasaan yang semula seperti apa kemudian berubah lalu dia [anak] melakukan baiat," kata Wawan saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, pada Sabtu (10/8/2019).

Perubahan yang juga terjadi, kata Wawan, antara lain adalah perubahan sikap ke orang-orang sekitar.

"Yang biasanya riang, tiba-tiba pendiam kemudian kumpul dengan orang yang tidak semestinya orang tua juga gak tahu, pergi lama pulang ke rumah langsung berdiam di kamar, suka marah-marah minta uang maksa, ini adalah indikasi-indikasi," ujar Wawan.

Dengan itu, Wawan menilai perlu ada usaha pendekatan dari keluarga sebagai upaya pencegahan.

"Keluarga lah yang paling tau watak masing-masing. Jadi semua elemen harus dilibatkan untuk melakukan pencegahan," kata Wawan.

Ideologi tersebut, kata Wawan, rentan terkena ke anak usia 17 hingga 24 tahun.

"Memang yang disasar itu anak usia 17-24. Karena mereka masih muda, masih enerjik, masih mencari jati diri. Kemudian mereka juga semangatnya masih tinggi. Relatif belum punya tanggungan. Sehingga itu menjadi target utama," kata Wawan.

"Akan tetapi, mereka juga harus berpikir kritis karena pengaruh paparan, seperti ini biasanya bisa masuk kepada mereka yang tidak kritis dalam mempertimbangkan sesuatu. Oleh karenanya, kami tetap melakukan literasi publik termasuk literasi digital termasuk patroli siber untuk melakukan deteksi dini juga lapor cepat. Lapor kalau terlambat juga buat apa," lanjut Wawan.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri