Menuju konten utama

Biaya Perawatan Satu Pasien Corona COVID-19 Bisa Capai Rp500 Juta

Biaya perawatan satu orang pasien COVID-19 dengan waktu yang cukup lama bisa mencapai Rp500 juta.

Biaya Perawatan Satu Pasien Corona COVID-19 Bisa Capai Rp500 Juta
Sejumlah tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri lengkap untuk memasukan peti mati berisi jenazah pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, yang wafat akibat terpapar COVID-19, saat pelepasan jenazah di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.

tirto.id - Pasien meninggal akibat COVID-19 di Indonesia menjadi 15.296 orang per 16 November 2020. Berdasarkan laporan yang disampaikan Satgas COVID-19, terdapat 34.639 spesimen yang diperiksa hari ini. Hasilnya: 3.535 orang terkonfirmasi positif COVID-19, 3.452 pasien dinyatakan sembuh, dan 85 orang meninggal dunia.

Terkait perawatan pasien Covid-19, Guru Besar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof dr Hasbullah Thabrany, MPH mengatakan biaya perawatan satu orang pasien COVID-19 dengan waktu yang cukup lama bisa mencapai Rp500 juta.

"Tapi, dari kajian survei yang saya lakukan di sembilan provinsi biaya tertinggi Rp446 juta," kata dia pada diskusi daring dengan tema "Perhitungan Rugi-Rugi Kena Penyakit" kata Hasbullah, dikutip Antara.

Ia juga menjelaskan, jika dirata-ratakan biaya pengobatan atau penyembuhan satu orang pasien COVID-19 bisa menghabiskan sekitar Rp184 juta dengan masa perawatan selama 16 hari. Rata-rata pasien dirawat selama 15,4 hari. Bahkan, dari ribuan kasus yang diteliti ada pasien yang dirawat hingga 194 hari. Kemudian rata-rata klaim perawatan hingga Rp184 juta.

"Ini rentang antara Rp2,4 juta hingga Rp446 juta," tuturnya.

Meskipun demikian, lanjutnya, besar atau kecilnya jumlah biaya perawatan pasien COVID-19 juga tergantung pada kondisi saat terinfeksi, kemudian juga tergantung ada atau tidaknya penyakit penyerta yang bisa menambah beban biaya pengobatan.

Mengingat besarnya biaya atau dana yang harus dikeluarkan untuk perawatan pasin COVID-19, Prof Hasbullah meminta masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran kolektif dalam penerapan protokol kesehatan. Namun, ujar dia, banyak juga masyarakat yang salah mengartikan ketika terjangkit virus corona dan merasa aman-aman saja karena beban biaya akan ditanggung oleh negara.

"Banyak orang tidak paham, kalau dia sakit memang ditanggung negara. Tapi biaya itu diambil dari APBN yang merupakan uang rakyat juga," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan banyak kerugian apabila seseorang jatuh sakit apalagi terinfeksi COVID-19. Selain harus mengeluarkan biaya besar, terdapat juga dampak lain misalnya tidak bisa kerja, kehilangan pendapatan, rasa sakit dan kekhawatiran yang tidak bisa dinilai dengan uang dan sebagainya.

Ia menambahkan Prof Hasbullah mengatakan dalam agama Islam pencegahan suatu penyakit telah ditunjukkan dalam Surat Al-Kahf. Berkaca dari itu, maka diharapkan masyarakat lebih sadar menjaga diri agar tidak sakit mengingat besarnya dampak bila jatuh sakit.

Per hari ini terdapat 15 provinsi dengan penambahan kasus baru di bawah 10 orang, sedangkan 7 provinsi lain sama sekali tidak ada tambahan kasus. 7 provinsi ini antara lain: Banten, Jambi, Kalteng, NTB, Maluku, Papua Barat, dan Gorontalo.

-----------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH