Menuju konten utama

Biar Pintar, Tinggalkan Alat Pintar & Gunakan Pulpen Saat Menulis

Menulis dengan tangan bisa membantu anak-anak belajar membaca.

Biar Pintar, Tinggalkan Alat Pintar & Gunakan Pulpen Saat Menulis
Ilustrasi menulis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dua puluh tahun lalu, menulis tangan adalah hal yang umum dilakukan oleh pelajar. Guru-guru sering memberi tugas kepada siswa untuk meringkas bahan dari buku ajar ke buku catatan.

Seiring berkembangnya teknologi, buku catatan kini telah tergeser oleh peranti elektronik, misalnya laptop, tablet, maupun telepon seluler pintar karena lebih cepat, energi yang dibutuhkan lebih sedikit, dan tentu saja lebih praktis karena tak perlu menggendong buku ke sana ke mari.

Apalagi, kini sebagian instansi pendidikan telah menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Dengan jutaan bahan ajar tersaji di internet, mencatat di gawai otomatis memudahkan segalanya.

Namun, meski terlihat kurang praktis, psikolog dari College de France Stanislas Dehaene mengatakan bahwa menulis dengan tangan bukanlah metode lawas yang ketinggalan zaman. Ketika menulis tangan, kita tak sekadar menulis hal penting, berlatih membaca cepat, tapi juga belajar mengembangkan ide dan menyimpan informasi.

“Ketika kita menulis, sebuah sirkuit saraf yang unik secara otomatis diaktifkan,” ujar Dehane, sebagaimana dikutip The New York Times.

Menulis dan belajar membaca

Hal ini ditunjukkan dalam studi yang dilakukan oleh Karin H. James dan Laura Engelhardt berjudul “The Effects of Handwriting Experience on Functional Brain Development in Pre-literate Children” (2012, PDF). Dalam studi tersebut, mereka meneliti 15 anak-anak (8 orang di antaranya perempuan, dengan rentang usia 4 tahun 2 bulan hingga 5 tahun 0 bulan).

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efek pengalaman motorik yang berbeda pada anak selama pembelajaran huruf. Anak-anak tersebut diminta membuat huruf dan sebuah gambar sederhana dengan tulisan tangan atau dengan mengetik sebuah tombol.

Semua anak dalam penelitian tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Mereka juga dilaporkan memiliki penglihatan normal, pendengaran, dan perkembangan motorik yang normal, serta tak ada kerusakan neurologis, trauma sejak lahir, atau pengobatan yang sedang berlangsung.

Dari studi ini, diketahui bahwa metode menulis tangan sangat berperan dalam perkembangan otak anak, sehingga dengan menulis tangan, anak-anak lebih mudah untuk belajar membaca.

Menulis Tangan Memperkuat Memori

Riset yang dilakukan oleh James dan Engelhardt itu diperkuat studi berjudul “Handwriting versus Keyboard Writing: Effect on Word Recall” (2015, PDF) yang dilakukan oleh Anne Mangen bersama tiga koleganya. Pada penelitian itu, Mangen, dkk mencoba mengeksplorasi dampak dari menulis tangan dengan kemampuan mengingat manusia.

Dalam menulis tangan, komponen motorik memegang peran mendasar. Terlebih dengan adanya bukti bahwa menulis tangan berperan dalam proses menghafal. Ini tak hanya berlaku pada aksara latin, tapi juga aksara silabik seperti huruf kanji di Jepang.

Mangen, dkk. menggunakan tiga metode penulisan, yakni menulis dengan pulpen di kertas, menulis dengan keyboard di laptop, dan menulis di layar sentuh iPad yang dilakukan oleh 36 perempuan sebagai responden. Responden dalam penelitian itu berusia 19 sampai 54 tahun.

Dalam penelitian ini, mereka meneliti umpan balik visual yang dilakukan oleh para responden, yakni kemampuan mereka menghafal kata-kata dengan melihat jumlah kata yang mampu mereka tulis.

Caranya, responden diwajibkan menulis dengan tangan, keyboard di laptop, dan keyboard virtual di iPad setelah mendengarkan serangkaian kalimat yang dibacakan kepada mereka. Setelah itu, mereka diminta mengingat kata-kata sebanyak mungkin. Metode itu diterapkan pada tiga cara penulisan yang ditetapkan.

Hasilnya, mereka lebih mudah menghafal ketika menulis tangan ketimbang menggunakan keyboard di laptop dan keyboard virtual di iPad.

Mengapa? Menurut Mangen, menulis bukan hanya tindakan kognitif visual dan linguistik, tapi juga memerlukan keterampilan yang dimediasi oleh alat yang tak hanya membutuhkan gerakan jari tangan, tapi juga memiliki keterikatan dengan perhatian, persepsi, dan kognisi.

Inilah yang secara sensor motorik dan kinestetik membedakan proses menulis tangan dengan proses penulisan dengan keyboard.

Infografik Tulis Tangan

undefined

Sebelumnya, Timothy J. Smoker bersama dua orang rekannya juga pernah melakukan riset serupa yang diberi judul “Comparing Memory for Handwriting versus Typing” (2009, PDF). Dalam studi ini, mereka menginvestigasi kemungkinan hubungan antara aktivitas psikomotorik dalam menulis tangan, dan memori.

Smoker, dkk. menggunakan 61 orang dewasa sebagai subjek penelitiannya yang berusia antara 18 hingga 24 tahun. Para peneliti merekrut melalui pengumuman online. Dari total peserta itu, 72 persen di antaranya adalah perempuan.

Metode yang digunakan oleh Smoker, dkk. mirip dengan Mangen, dkk. Mereka meminta para responden untuk menyalin kata-kata yang telah disajikan, kemudian menghafal tulisan tersebut selama 5 menit. Namun, dalam penelitian Smoker, dkk. kata-kata yang telah terlebih dahulu dicampur dengan kata-kata baru dan kemudian mereka diminta untuk memilih.

Hasilnya menunjukkan bahwa menulis tangan rupanya bisa memudahkan para subjek untuk mengingat kata-kata secara akurat, ketimbang dengan mengetik.

Psikolog Pendidikan dari University of Nebraska di Lincoln, Kenneth Kiewra dalam sebuah artikel di The Wall Street Journal mengatakan bahwa mencatat membuat pemikirannya lebih baik daripada mengetik. Orang yang mencatat dengan tangan, menurutnya, akan konsentrasi penuh agar berhasil merekam konteks dari kalimat-kalimat yang mereka dengar.

Baca juga artikel terkait MENULIS atau tulisan lainnya dari Widia Primastika

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Widia Primastika
Editor: Maulida Sri Handayani