Menuju konten utama

BI Sebut Deflasi 2 Bulan Berturut-turut Tanda Ekonomi Sedang Turun

Deflasi yang terjadi dua bulan berturut-turut selama Juli-Agustus 2020 memiliki sinyal ekonomi masih melambat.

BI Sebut Deflasi 2 Bulan Berturut-turut Tanda Ekonomi Sedang Turun
Pedagang menunggu datangnya konsumen di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (1/9/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

tirto.id - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dodi Budi Waluyo menjelaskan deflasi yang terjadi dua bulan berturut-turut selama Juli dan Agustus 2020 memiliki sinyal ekonomi masih melambat. Ia meyakini setelah beberapa saat ke depan, tren konsumsi akan naik sehingga mendorong inflasi lagi.

“Deflasi kita melihat suatu hal positif. Tapi 2 bulan berturut-turut deflasi itu gambaran ekonomi sendiri sedang turun,” ucap Dodi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (2/9/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2020 terjadi deflasi 0,05 persen month to month (mtom) melanjutkan deflasi Juli 2020 0,10 persen mtom. Inflasi inti Agustus 2020 juga mencapai 2,03 persen year on year di bawah posisi inflasi inti Agustus 2019 3,3 persen yoy yang dan diyakini menunjukan permintaan belum pulih usai terdampak pandemi COVID-19.

Mengenai tren ke depan, ia menyatakan inflasi akan mulai terjadi lagi pada Oktober-November 2020. Ia bilang tren ini akan memperbaiki kinerja inflasi yang tercatat mengalami deflasi dua bulan berturut-turut selama Juli-Agustus 2020.

“Kami mencoba mendengar dari pasar pedagang eceran ekspektasi mereka berdasarkan survei. Mereka meyakini bahwa harga akan mulai naik di kisaran September oktober sampai awal 2021,” ucap Dodi

Dodi mengatakan informasi itu didapatkan dari hasil survei Bank Indonesia ke masyarakat. Hasilnya pedagang pasar dan eceran memiliki ekspektasi akan terjadi inflasi pada September-Oktober 2020. Sebabnya periode itu akan terjadi kemarau padahal biasanya musim hujan.

Situasi ini diyakini bakal memberi dampak pada suplai bahan pokok. Dengan demikian membuat harga akan beranjak naik.

Faktor kedua adalah Hari Raya Keagamaan di November-Desember 2020 seperti Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Ia bilang hari raya keagamaan diyakini bakal mendorong permintaan.

“Jadi itu memang mendasari bahwa inflasi kemudian akan terjadi di paruh kedua tahun ini,” ucap Dodi.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz