Menuju konten utama

BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4,5 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bias ke bawah pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen di 2022. Ekonomi global juga diperkirakan turun 2,9 persen.

BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4,5 Persen Tahun Ini
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bias ke bawah dalam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen di 2022. Hal itu mempertimbangkan kondisi perlambatan ekonomi global disinyalir dapat berpengaruh pada kinerja ekspor, sementara kenaikan inflasi dapat menahan konsumsi swasta.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5 hingga 5,3 persen," ujarnya dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Perry meyakini perbaikan ekonomi domestik akan terus berlanjut meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai. Perekonomian domestik pada triwulan II 2022 diprakirakan terus melanjutkan perbaikan, ditopang oleh peningkatan konsumsi dan investasi nonbangunan serta kinerja ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal.

Berbagai indikator dini pada Juni 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur juga mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik.

Dari sisi eksternal, lanjut Perry, kinerja ekspor lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya, khususnya pada komoditas batu bara, bijih logam, dan besi baja didukung oleh permintaan ekspor yang tetap kuat dan harga komoditas global yang masih tinggi.

"Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perbaikan berbagai lapangan usaha, seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, serta Transportasi dan Pergudangan," jelasnya.

Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua). Ke depan, perbaikan perekonomian domestik juga didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha.

Bank Indonesia juga merevisi pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 3,5 persen menjadi sebesar 2,9 persen pada tahun ini. Revisi ini sejalan dengan meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Perekonomian global diprakirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya," kata Perry.

Perry mengatakan tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan. Hal ini sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung serta meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan.

Berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS) bahkan merespons peningkatan inflasi tersebut dengan pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif, sehingga menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi.

Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti AS, Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India, diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang disertai dengan peningkatan kekhawatiran resesi di AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada 2022 diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi sebesar 2,9 persen.

"Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dan mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," tandasnya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang